Misteri Kematian Raja Mataram Islam Hanyakrawati Usai 12 Tahun Memimpin
SUABAYA, iNews.id - Kematian Raja Mataram Islam Panembahan Senopati menyisakan permasalahan di internal keluarga kerajaan. Saat itu Mas Jolang atau yang disebut Pangeran Hanyakrawati naik takhta menggantikan ayahnya yang mangkat.
Pangeran Hanyakrawati didaulat menjadi raja kedua di Kerajaan Mataram Islam. Tetapi, pengangkatan ini memicu masalah. Pasalnya, Mas Jolang berseteru dengan Pangeran Puger atau Raden Mas Kentol Kejuron yang juga anak dari Panembahan Senopati dari selir bernama Nyai Adisara.
Saat itu, putra pertama Senopati yang bernama Raden Rangga Samudra (lahir dari Rara Semangkin) telah meninggal sejak lama. Hal ini membuat Pangeran Puger sebagaimana dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi", dari Soedjipto Abimanyu menjadi putra tertua dan merasa lebih berhak atas takhta Kesultanan Mataram daripada Mas Jolang.
Menurut Babad Tanah Jawi, Panembahan Senapati meninggal pada tahun 1601 dan digantikan oleh Mas Jolang sebagai Raja Mataram selanjutnya, yang bergelar Prabu Hanyakrawati. Pengangkatan tersebut membuat Pangeran Puger sakit hati dan tidak sudi menghadap ke pertemuan kenegaraan.
Menyadari hal itu, Hanyakrawati pun mengangkat kakaknya itu sebagai Adipati Demak. Meskipun demikian, Pangeran Puger tetap saja memberontak pada tahun 1602. Perang saudara antara Mataram dan Demak pun meletus.
Akhirnya, pada tahun 1605, Pangeran Puger dapat ditangkap dan dibuang ke Kudus. Putra Pangeran Puger kemudian diangkat sebagai Bupati Pati, yang bergelar Adipati Pragola. Namun, ia kemudian memberontak terhadap pemerintahan Sultan Agung, putra Prabu Hanyakrawati pada tahun 1627.
Setelah berhasil memadamkan beberapa pemberontakan, takdir Pangeran Hanyakrawati justru berakhir tragis. Konon ia meninggal dunia saat berburu kijang di Hutan Krapyak pada tahun 1613. Penyebabnya disebabkan karena Mas Jolang mengalami kecelakaan, namun sebagian sumber menyatakan mangkatnya Panembahan Hanyakrawati merupakan suatu konspirasi politik.
Kerajaan Mataram, di bawah pimpinan Panembahan Hanyakrawati selama 12 tahun (601-1613), hanya sibuk mengurus berbagai pemberontakan saudara-saudaranya sendiri, serta ambisi kekuasaan berakhir seiring kematian sang raja. Pada Serat Nitik Sultan Agung, Panembahan Hanyakrawati disebutkan wafat secara misterius pada malam Jumat tanggal 1 Oktober 1613, berdasarkan Babad Sengkala, 1535 Jawa.
Penyebab kematiannya hingga kini tidak diketahui secara pasti, hanya dikisahkan bahwa Panembahan Hanyakrawati meninggal karena kecelakaan berburu kijang di Hutan Krapyak. Sementara itu, Babad Tanah Jawi memberitakan bahwa Panembahan Hanyakrawati meninggal di Krapyak karena sakit parah, tanpa kejelasan tentang penyakitnya.
Sumber lain, Babad Mataram, menyebutkan bahwa Panembahan Hanyakrawati wafat akibat diracun oleh Juru Taman Danalaya, abdi kesayangan raja sendiri. Abdi ini dikisahkan sering kali menimbulkan keonaran di lingkungan dengan menyamar menjadi Raja, sehingga menyesatkan para istri dan selir Raja. Kisah ini juga diinterpretasikan dalam "Suluk yang berisikan wejangan mistik Kanjeng Sunan Bonang pada abdi kesayangan Raja Majapahit.
Editor: Ihya Ulumuddin