Misteri Hayam Wuruk Naik Tahta: Raja Majapahit Termuda Lahir saat Letusan Gunung Kelud!

MALANG, iNews.id - Hayam Wuruk naik tahta menggantikan ibunya Tribhuwana Tunggadewi sebagai Raja Majapahit. Dia memimpin kerajaan besar di Jawa Timur pada usia yang sangat muda.
Tribhuwana Tunggadewi dikenal sebagai perempuan pertama yang memerintah Kerajaan Majapahit. Dia merupakan putri dari Raden Wijaya, pendiri kerajaan tersebut.
Ketika Hayam Wuruk naik tahta, usianya baru 17 tahun. Sebelumnya, dia telah ditetapkan sebagai raja muda di usia 16 tahun meski belum menikah.
Sebelum Hayam Wuruk naik tahta, kerajaan dipimpin oleh ibunya. Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta setelah kemangkatan ibunya, Gayatri Rajapatni.
Tribhuwana dikenal bijaksana dan tegas, memimpin Majapahit dengan didampingi Mahapatih Gajah Mada. Pada tahun 1351 M, dia turun tahta dan kembali menjadi Bhre Kahuripan.
Momen itu menandai transisi kekuasaan kepada Hayam Wuruk, cucu dari Raden Wijaya yang juga merupakan keturunan Kebo Anabrang dari garis ayah.
Peristiwa kelahiran Hayam Wuruk pada tahun 1334 M diiringi bencana alam. Catatan sejarah menyebut Gunung Kelud meletus dan terjadi gempa bumi di Panbanyu.
Tak hanya itu, saat Hayam Wuruk lahir, Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa. Ikrar itu menjadi awal misi besar penyatuan Nusantara oleh Majapahit.
Kisah kelahiran ini menjadi simbol kekuatan spiritual dan politik Majapahit yang sedang bangkit.
Meski menjadi raja besar, Hayam Wuruk punya hobi yang tak biasa. Dia suka menari, menjadi dalang, bahkan tampil sebagai pelawak wayang.
Dalam dunia pedalangan, dia dikenal sebagai Tirtaraju. Saat menari, dia kerap memainkan peran wanita dengan nama Pager Antimun. Sebagai pelawak, Hayam Wuruk memerankan tokoh Gagak Ketawang dalam pementasan wayang di istana.
Menurut kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca, Hayam Wuruk memimpin selama 39 tahun. Dia memakai gelar Abhiseka Maharaja Sri Rajasanagara.
Gelar tersebut menunjukkan bahwa dia berasal dari Dinasti Rajasa, keturunan Ken Arok pendiri Kerajaan Singhasari.
Pemerintahan Hayam Wuruk dikenal sebagai masa keemasan Majapahit, bersama Mahapatih Gajah Mada yang mengawal sumpah Palapa.
Hayam Wuruk naik tahta saat usia 17 tahun, menggantikan ibunya yang mengundurkan diri dengan penuh kebesaran jiwa. Kepemimpinan mudanya membawa Majapahit ke puncak kejayaan.
Dengan latar kelahiran yang penuh simbol, serta hobi yang unik sebagai raja, Hayam Wuruk tetap dikenang sebagai penguasa paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara.
Editor: Donald Karouw