Misteri Bangunan Piramida di Gunung Lawu yang Jadi Pemujaan
Menurut uraiannya, bentuk bagian puncak berupa sebuah dataran persegi, lebarnya sekitar 15 kaki atsu sekitar 4,57 meter. Pada ketinggian 3 kaki atau 0,914 meter, dataran itu dikelilingi oleh dinding yang terbentuk dari batu-batu yang ditumpuk secara kasar.
Sebuah pondok yang sederhana terbuat dari papan ditemukan di tempat ini, bagian dalamnya memiliki begitu banyak ruang. Pondok itu menempati sebagian besar permukaan puncak. Bagian yang tersisa dari pondok ini hanyalah koridor sempit di antara dinding-dinding rumah.
Masih di lokasi yang sama, Junghuhn menemukan bunga - bunga harum dan bekas bara api yang terbakar sebagai bagian dari pemujaan. Temuan ini menunjukkan bahwa tempat tersebut dianggap sebagai tempat sakral dan tempat tinggal dewa oleh orang Jawa.
Kemudian Junghuhn juga menjelaskan bagaimana temuan piramida di Gunung Lawu kala itu. Ia menggambarkan bagaimana lereng timur terdiri atas teras-teras yang dihubungkan oleh tangga-tangga sempit ke teras tertinggi tempat pondok itu berdiri. Teras terbesar memiliki panjang 50 kaki atau sekitar 15,24 meter dan lebar 25 kaki atau sekitar 7,62 meter.
Kedua tangga tadi, yang menghubungkan berbagai teras satu sama lain, dikelilingi oleh dinding dan dibentuk dari batu bersudut kasar yang bertumpuk satu sama lain. Pada tangga tersebut, tidak ada jejak pekerjaan manusia yang dapat terdeteksi.
Lebih rendah dari lereng timur, sekitar 1.000 kaki atau sekitar 304,8 meter di bawah mahkota, ditemukan teras dengan pondok kecil yang serupa dengan teras sebelumnya. Terdapat beberapa piramida tumpul yang dapat ditemukan di tempat ini.
Piramida ini terdiri atas batu-batu yang berukuran cukup besar dan kira-kira ditumpuk pada ketinggian 5 atau sekitar 1,52 meter hingga 8 kaki atau sekitar 2,44 meter. Dikatakannya bahwa teras dan piramida ini dibentuk oleh seorang pandita besar Jawa yang tinggal di sini sebagai seorang pertapa.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto