Memprihatinkan, Anak Mantan Perwira Polisi Ini Hidup Kekurangan di Sudut Stasiun

SITUBONDO, iNews.id - Anak mantan perwira polisi di Situbondo hidup sebatang kara di bangunan bekas Stasiun Sumberkolak, Kecamatan Panarukan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, laki-laki bernama Margono (71) harus menjadi tukang cuci serabutan.
Di Hari Bayangkara ini, Margono hanya bisa meratap di makam taman pahlawan, tempat ayahnya dimakamkan. Berdoa kepada Tuhan, tetap diberi kesehatan meski hidup memprihatinkan.
Ya di bekas kantor stasiun Sumberkolak itulah anak mantan perwira menengah Polri ini menghabiskan sisa hidupnya. Sudah sembilan tahun dia menumpang di salah satu sudut ruang stasiun karena terusir dari rumah kontrakan.
Keseharianya tak lagi membuat wajahnya berseri. Sebab sejak pandemi Covid-19 dua dipecat dari kuli toko bangunan Untuk menyambung hidup, dia harus bekerja serabutan. Mencari ke warung-warung untuk mencuci piring atau pun mengepel lantai.
"Lumayan untuk menyambung hidup," katanya.
Dalam kondisi kalut, dia biasanya pergi ke pusara ayahnya, sambil mengenang jasa ayahnya yang ikut menumpas gerakan 30 September PKI dari satuan Brimob. "Ayah saya dulu dikenal tegas dan jujur. Makanya dari dulu tidak punya rumah. Tetapi, saya tetap bangga atas jasa beliau," ujarnya.
Margono menceritakan, sebelum meninggal, ayahnya, Kapten Petrus, bertugas di Polres Situbondo selama 20 tahun dengan pangkat terakhir kapten. Selama itu, dia hidup bahagia, meski harus tinggal di rumah kontrakan.
Editor: Ihya Ulumuddin