Makam Gus Dur di Jombang Dibanjiri Peziarah Sehari Jelang Ramadhan

JOMBANG, iNews.id - Makam Presiden ke-3 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks permakaman keluarga Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur (Jatim) dibanjiri peziarah sehari menjelang puasa Ramadhan, Rabu (22/3/2023). Sejak pagi, ribuan peziarah datang dan pergi memenuhi kompleks pusara di belakang pesantren.
Kedatangan ribuan peziarah mengalir tak henti-henti. Terutama di depan pusara Gus Dur. Mulai pagi hingga malam, mereka yang ingin berdoa sekaligus ngalap berkah datang silih berganti.
“Sejak wafat sampai sekarang, makam Gus Dur tidak pernah sepi,” tutur seorang pengelola parkir di halaman masjid yang berdekatan dengan Gedung sekolah Wahid Hasyim Rabu (22/3/2023).
Melihat nopol kendaraan roda empat di parkiran, para peziarah di kompleks makam Ponpes Tebuireng, datang dari mana-mana. Mulai plat nopol AG, yakni nopol wilayah eks karesidenan Kediri, AE, L, W hingga M (Madura).
Terlihat juga beberapa kendaraan roda empat bernopol dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat.
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009. Terlahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil 7 September 1940 di Jombang, Gus Dur merupakan cucu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Dur putra pertama dari enam bersaudara pasangan KH Wahid Hasyim dan Siti Sholichah. Wahid Hasyim yang merupakan putra Kiai Hasyim Asy’ari adalah menteri agama pertama Indonesia.
Sejak tahun 1984, Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum PBNU dan memimpin jam’iyah NU selama tiga periode. Di dekat pusara Gus Dur yang dibatasi dengan pagar besi, para peziarah duduk bersimpuh mendaras doa.
Begitu juga peziarah yang tidak bisa mendekat karena tidak kebagian tempat dan memilih berada di ruangan seperti aula, juga memanjatkan doa. Doa tahlil bergema di mana-mana.
Editor: Ihya Ulumuddin