Mahasiswa UB Ciptakan Permainan Gaet Minat Pemilih Pemula Ikut Pemilu 2024
MALANG, iNews.id - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan sejumlah permainan. Permainan itu untuk menarik minat para pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilu 2024.
Sedikitnya terdapat 13 permainan yang diciptakan para mahasiswa. Di antaranya Engklek Pemilu, Electopoly, Buzzers, Harry Potter dan sebagainya.
Dosen Ilmu Politik UB, Wawan Sobari mengungkapkan, inovasi yang dimunculkan mahasiswa ini adalah buah karya dari mata kuliah Kewirausahaan Politik. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya diberikan dasar-dasar pengetahuan tentang kewirausahaan politik, tapi juga mendesain bentuk-bentuk nyata untuk masyarakat.
“Selama ini orang fokus bahwa kewirausahaan selalu dalam konteks ekonomi atau bisnis. Tapi kewirausahaan dalam konteks FISIP adalah kewirausahaan sosial dan politik,” kata Wawan Sobari dikonfirmasi, Kamis (8/12/2022).
Inovasi ini, disebut Wawan, agar mahasiswa juga mampu mengembangkan kreativitas dan pembaruan di masyarakat. Supaya kemampuan mereka sebagai seseorang intelektual juga terasah.
“Prinsipnya adalah bagaimana kami di kampus melakukan pembaharuan di masyarakat. Dan mahasiswa diminta punya skill bagaimana mendesain perubahan pembaruan di masyarakat,” ucap dia.
Dengan adanya inovasi tersebut, Wawan menyebut, mahasiwa akan mampu memahami kewirausahaan dengan metode ilmu politik.
“Semua ini dilakukan untuk mencari hal hal baru di masyarakat,” ujarnya.
Alumni Doktor Flinders University of South Australia ini membeberkan, project game edukasi bertujuan membantu sosialisasi untuk pemilih pemula. Hal ini supaya pemilu dianggap sesuatu yang asyik dan lebih kekinian di mata pemilih pemula.
“Mereka para mahasiswa mendorong agar sosialisasi Pemilu tidak bersifat klasikal agar bisa lebih menyentuh ke pemilih pemula,” kata Wawan Sobari.
Inovasi yang dimunculkan oleh mahasiswa Ilmu Politik UB ini, kata Wawan, akan efektif ke pemilih pemula seperti mahasiswa baru atau bisa diadopsi untuk sosialisasi di SMA.
“Tentu kami juga masih butuh feedback dari permainan yang dimunculkan ini. Setelah ini akan kami lakukan evaluasi agar inovasi ini makin diterima oleh berbagai pihak,” ucapnya.
Wawan menegaskan, inovasi yang dimunculkan semua adalah gagasan mahasiswa. Sebagai dosen, dia hanya membantu menajamkan gagasan mereka.
“Saya berharap kegiatan ini bagian dari kampanye publik bahwa sosialisasi pemilu tidak harus dilakukan klasikal, dan bisa dilakukan dua arah. Semoga tahun mendatang eksebisi ini bisa dilakukan jauh lebih baik,” katanya.
Editor: Rizky Agustian