Lagu Daerah Jawa Timur
SURABAYA, iNews.id - Lagu daerah Jawa Timur (Jatim) jumlahnya cukup banyak, sebagaimana keragaman suku, adat dan budaya di provinsi pulau Jawa paling timur ini. Lagu daerah Jawa Timur umumnya menggambarkan kondisi daerah tempat lagu itu berasal, baik mengenai kondisi alamnya, sosial masyarakat, agama hingga seni dan budayanya.
Lagu daerah Jawa Timur juga banyak yang populer, sehingga bisa dinyanyikan oleh warga dari daerah lain di luar Jatim. Beberapa di antranya yakni lagu berjudul "Rek Ayo Rek" asal Kota Surabaya serta "Tanduk Majeng" asal Madura.
Seperti namanya, lagu daerah tersebut menggunakan bahasa daerah, tempat lagu itu berasal. Misalnya lagu "Rek Ayo Rek" asal Surabaya bahasa jawa ngoko kasar. Sementara lagu "Tanduk Majeng" menggunakan bahasa Madura. Berikut lagu daerah Jawa Timur yang populer di masyarakat:
1. Tandu' Majeng
Dalam bahasa Madura, tandu' majeng berarti pulang dari melaut. Lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat pesisir Madura yang umumnya berprofesi sebagai nelayan.
Saban hari mereka berangkat melaut untuk menghidupi keluarganya. Kehidupan mereka begitu karena harus berhadapan dengan banyak marabahaya di laut.
Lirik lagu Tandu' Majeng ini juga menggambarkan keindahan wilayah pesisir Madura dengan metafor-metafor yang sangat indah pula.
Lirik Lagu Tanduk' Majeng
Ngapote wa lajara etangale
Reng majang tantona la pada mole
mon tengghu dari ambet da jhalanna
Ma’se bannya’a ongghu ollena
Du… mon ajhalling odi’na oreng majangan
Abhantal omba’ sapo’ angen salanjhanga
Ole… olang paraona alajara
Ole…olang alajara ka Madhura
Reng majang bannya’ ongghu bhabhajana
Kabhilang alako bhandha nyabana
Ole… olang paraona alajra
Ole… olang alajara ka Madhura
2. Rek Ayo Rek
Lagu Rek Ayo Rek termasuk salah satu lagu daerah asal Surabaya yang cukup populer. Lagu ini bahkan kerap diputar di setiap traffic light di Surabaya. Lagunya terbilang riang dengan lirik yang mudah diingat.
Lagu ini secara umum menggambarkan kondisi pusat Kota Surabaya, yakni kawasan Tunjungan yang selalu ramai. Di tempat ini anak-anak mudah juga kerap menghabiskan akhir pekan untuk sekadar jalan-jalan. Maka bagi mereka yang suka bengong di rumah, pergi jalan-jalan ke Tunjungan bisa menjadi solusi.
Lirik lagu daerah Rek Ayo Rek:
Rek ayo rek mlaku mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek rame rame bebarengan
Cak ayo cak sopo gelem melu aku
Cak ayo cak nggolek kenalan cah ayu
Ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto
Masio mung senggal senggol ati lego
Sopo ngerti nasib awak lagi mujur
Kenal anake sing dodol rujak cingur
Jok dipikir kon podho gak duwe sangu
Jok dipikir angger podho gelem mlaku
Mangan tahu jok dicampur nganggo timun
Malam minggu gak apik digawa nglamun
3. Gai Bintang
Gai Bintang merupakan lagu daerah Madura cukup terkenal hingga daerah-daerah lain. Lagu ini mengandung makna dan pesan-pesan yang cukup mendalam.
Secara tidak langsung, lagu ini memberi gambaran tidak semua kerja keras mendapatkan hasil yang sepadan. Meski begitu, manusia tidak boleh menyesal, apalagi putus asa.
Sebab, siapa tahu hal itu merupakan ujian. Selain itu, manusia juga dianjurkan untuk tetap bersyukur atas apa pun yang didapatkan.
Lirik lagu:
Geik bintang ale’ gegger bulan
Pagei’na janor koneng
Kaka’ elang ale’ sajan jeu
Pajeuna gan lon-alon
Lea letes
Kembang kates
Lea letes
Tocca’ toccer
Geik bintang aduh lek
Gegger bulen aduh kak
Pageikna aduh lek
Jenor koning
Kakak elang aduh lek
Sajen jeuh aduh kak
Pajeunah aduh lek
Gen lon-alon
4. Tanjung Perak
Selain kawasan Tunjungan, kawasan Tanjung Perak juka cukup terkenal sejak zaman dulu. Ini karena kawasan pelabuhan ini cukup sibuk oleh aktivitas perdagangan antarpulau, bahkan negara.
Di kawasan pelabuhan ini pula, anak-anakk Surabaya sering menghabiskan waktu saat malam minggu. Mereka bernyanyi, membawa gitar sambil menikmati minuman. Cerita itu pula yang digambarkan dalam lirik lagu daerah ini.
Lirik Lagu Tanjung Perak:
Waktu terang bulan, udara bersinar terang
Teranglah sekali di kotalah Surabaya
Belum berapa lama saya duduk dengan bimbang
datang kawan saya si gendut itu namanya
mari mari mari kita pergi tanjung perak
panggil satu taksi kita soraklah bersorak
tanjung perak tepi laut
siapa suka boleh ikut
bawa gitar keroncong piul
jangan lupa bawa anggur
tanjung perak tepi laut
5. Grimis-Grimis
Lagu darah Jawa Timur yang satu ini berasal dari Banyuwangi. Lirik lagu ini menggunakan bahasa Jawa. Isinya tentang pesan moral, bahwa segala sesuatu (uneg-uneg) harus diutarakan, bukan justru mencela secara diam-diam.
Lirik Lagu Grimis-Grimis:
Grimis-grimis malem Kemis
Ayo kemulan ben aja kademen
Musime rendeng rata rata kabeh ‘dha kadhemen
Ati lamis, ulat manis yen adep-adepan
Mesam mesem katon ayem ora nduwe dendem
Yen satriya terus terang
Aja seneng nyacat uwong yen saka mburine
6.Set-Seset Maloko
Seset merupakan capung dalam bahasa Madura. Jenis serangga terbang ini biasanya muncul saat pergantian musim hujan ke musim kemarau.
Nyanyian ini biasanya disenandungkan oleh seorang ibu sambil menyuapi anaknya dalam gendongannya.Lagu ini juga biasanya dinyanyikan oleh anak-anak yang sedang bermain layang-layang. Anak-anak biasanya akan menyanyikan lagu ini dengan maksud memanggil angin untuk menerbangkan layang-layang.
Lirik Set-Seset Maloko:
Set-seset maloko’
Iya tompe, iya bu’bu’
Tompena bagi ka mama’na
Bu’ bu’na bagi ka embu’na
7. Lir-Saalir
Lir Saalir merupakan lagu daerah Jawa Timur asal Madura. Lirik lagu ini sangat sederhana, namun setiap baitnya dianggap mengandung nilai kearifan yang cukup mendalam.
Lagu ini memberikan pesan kepada semua orang agar senantiasa berbuat sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Lagu daerah Jawa Timur ini juga memberikan wejangan agar tidak memaksakan diri meniru atau berusaha mengungguli orang lain.
Lirik Lagu Lis-Saalir:
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Sapa neka se ngombhi’ tarnya’
Lengcelleng lebbha’ buwana
Sera dhika ka’ se andhi’ ana’
Ethengpantheng seddha’ robana
Mano’ poter le’ nongko’ eperreng
Mon somorra bhabhana nangka
Ma’ neserra le’ dha’ oreng laen
Mon ghi’ bhada omorra dhika
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Temon ngodha ecampor bhilla
Aeng taman bhaddhai pelteng
Lamon dhika ka’ neser ka bhula
Jha’mesemman dha’ oreng laen
Sattanannga mon esassa’a
Eserbhitha noro’ lorong
Dhu emanna le’ ekapesa’a
Ampon abhit se along polong
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Editor: Ihya Ulumuddin