get app
inews
Aa Text
Read Next : Dendam! Anak dan Ayah di Probolinggo Bacok Suami dari Mantan Istri hingga Tewas

Konflik Pangeran Purbaya dengan Raja Mataram Usai Pembunuhan Ulama

Jumat, 19 Mei 2023 - 06:48:00 WIB
Konflik Pangeran Purbaya dengan Raja Mataram Usai Pembunuhan Ulama
Kerajaan mataram kuno. (Foto: storymap).

MALANG, iNews.id - Konflik antara Raja Mataram dengan pamannya Pangeran Purbaya terjadi usai pembunuhan besar-besaran ulama dan keluarganya. Sang paman khawatir akibat ulah yang dilakukan keponakannya itu saat memimpin Mataram. 

Pangeran Purbaya pun lantas tak menghadap ke istana tanpa pemberitahuan apapun ke sultan. Kekhawatirannya ditangkap oleh Sultan Amangkurat I sebagai bagian dari memberontak. Maka sultan Mataram ini diam-diam memperkuat dirinya, karena banyak sekali anak buah serta anak cucunya, yang seluruhnya 50 orang, dan kawan-kawannya yang berkedudukan.

Putra Pangeran Purbaya yakni Raden Mas, yang juga orang kepercayaan raja pun merasa khawatir dengan ulah sang ayahnya. Dikisahkan pada "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", dari H.J. De Graaf, sudah tentu Sunan tidak merasa senang menghadapi keadaan itu. Ia merasa khawatir kalau-kalau terjadi kerusuhan.

Oleh karena itu, dikirimnya Raden Mas kembali kepada ayahnya dengan pesan bahwa Pangeran Purbaya mempunyai alasan untuk tidak lagi hadir di Istana karena dia (Tegalwangi) dalam melakukan pekerjaan besar ini (pembunuhan secara besar-besaran yang baru lalu) tidak berembuk terlebih dahulu dengannya (Purbaya).

Sultan Amangkurat I pun akan mengunjunginya keesokan harinya untuk menyampaikan maaf, dan memerintahkan putranya itu agar tetap bersama ayahnya untuk dapat membantu menghormati para tamu. Tetapi sang putra Raden Mas, yang dapat menangkap artinya menolak. 

Pasalnya, dia menganggap bukan abdi ayahnya, melainkan abdi Sultan Amangkurat I. Di mana hidup serta matinya berada di tangan Sunan. Raja memerintahkan kepadanya supaya taat, kalau tidak mau terkena murka Raja. 

Lalu ditariknya semua anak buahnya, dan dimintanya pergi kepada ayahnya. Mereka dikumpulkannya tidak kurang dari 200.000 orang dan segala kekuatan dari kawan- kawannya semua, untuk mendatangi pamannya, Purbaya. Orang tua ini tidak menjadi goyah untuk menghadap ke istana.

Selanjutnya dikirimnya putranya kembali kepada Sunan untuk menyatakan rasa terima kasihnya atas kehormatan yang sesungguhnya tidak patut diberikan kepadanya itu. Dia, Raden Mas, harus tetap mengabdi kepada Raja, karena ia, Purbaya, cukup pandai untuk menerima atasannya dengan cara yang semestinya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut