Kisah Tokoh PKI Madiun Amir Sjarifuddin, Ditembak Mati usai Baca Novel Tragedi Romeo Juliet

Perjalanan kereta membawa Amir Sjarifuddin ke Yogyakarta sebagai tawanan berjalan sesuai rencana. Kedatangan Amir di Yogya telah didengar dan sekaligus menarik perhatian rakyat.
Begitu kereta tiba stasiun Yogya, pemandangan yang terlihat adalah banyaknya rakyat yang berjejal-jejal ingin menyaksikan wajah mantan perdana menteri itu dari jarak dekat.
Amir tidak banyak berekspresi. Begitu juga saat diarak keliling kota sebagai pesakitan politik, ia tetap tenang. “Ia (Amir Sjarifuddin) kelihatan tenang melihat rakyat yang berjubel-jubel di stasiun melalui jendela kereta”.
Atas usul Jaksa Agung, para tawanan politik peristiwa pemberontakan PKI Madiun diserahkan kepada Gubernur Militer Kolonel Gatot Subroto. Pada bulan Desember 1948, Amir Sjarifuddin diam-diam dibawa ke Solo bersama 11 tawanan politik lain.
Pada 19 Desember 1948, yakni dalam situasi tengah malam di wilayah Desa Ngalihan dekat Solo, Amir Sjarifuddin menjalani eksekusi tembak mati.
Sebelum eksekusi mati dilaksanakan, tokoh pemberontakan PKI Madiun yang pernah diselamatkan Bung Karno dari tiang gantungan penjajah Jepang itu diberi kesempatan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Internasionale.
Editor: Ihya Ulumuddin