Kisah Prabu Siliwangi dan Kesaktian Gaib yang Tak Bisa Diwarisi ke Sang Anak Prabu Surawisesa

Dibalik pujian dan gambaran jasa-jasa Sri Baduga, Surawisesa memiliki rasa kepedihan hati akibat merasa kecewa dan bersalah tidak mampu memegang amanat sekalipun sudah berusaha keras untuk membela dan mempertahankan wilayah Pajajaran yang diwariskan kepadanya dari Prabu Siliwangi.
Dapat dimaklumi jika Surawisesa terkesan 'putus asa'. Sudah tergambar dalam bayangannya Pajajaran akan runtuh tak lama lagi. Di dalam dirinya muncul kesadaran bahwa ayahnya betul-betul raja besar. Prabu Siliwangi meninggalkan kerajaan dalam keadaan kokoh, kuat, aman, dan damai, tetapi dalam pemerintahan Surawisesa Pajajaran tercerai-berai oleh perang.
Setelah Portugis tidak muncul lagi, maka andalan Pajajaran sudah tidak ada lagi. Padahal yang merintis hubungan dengan Portugis yakni Sri Baduga.
Singkatnya, dari sudut sastra, Prasasti Batutulis bisa dikatakan merupakan tanda bakti dan permohonan maaf seorang anak yang merasa dirinya bersalah tidak mampu menjaga amanat ayahanda.
Editor: Donald Karouw