get app
inews
Aa Text
Read Next : Asal Usul Wangsa Sailendra, Raja Gunung yang Menggetarkan Jawa Kuno

Kisah Penari Taledek dan Hobi Priyayi Jawa yang Gemar Umbar Birahi

Senin, 27 Februari 2023 - 17:32:00 WIB
Kisah Penari Taledek dan Hobi Priyayi Jawa yang Gemar Umbar Birahi
Ilustrasi penari taledek atau ronggeng. (foto: griyakule).

Seorang bupati dihimbau menyawer hanya 5-10 gulden. Kemudian jaksa hanya 2,5 gulden dan priyayi rendahan bergaji 15 gulden diharap menyawer taledek tidak lebih dari 1 gulden.

Kritik itu muncul dalam laporan surat kabar Darmo Kanda pada 12 Juni dan 25 Agustus 1905. Kritikan tajam kembali muncul pada 25 Februari 1909. Para priyayi yang menikmati tarian seronok penari taledek dalam sebuah pesta dihimbau untuk tidak terlalu banyak menenggak alkohol.

Alkohol dianggap membuat priyayi kerap kehilangan diri sekaligus memalukan diri sendiri. Ia dihimbau tidak memanfaatkan acara tayuban untuk melampiaskan nafsu terhadap perempuan.

“Jika berbuat demikian, dia harus melakukannya di luar pesta, bukan di muka para wanita dan bangsawan”.

Kritik terhadap priyayi Jawa terkait hobi berjoget dengan penari taledek terus bermunculan. Pada tahun 1913 terbit buku yang terang-terangan menyerang mentalitas priyayi Jawa.

Buku yang ditulis oleh Suwara, seorang nama samaran. Dalam bab berjudul Alaki Rabi: Wayuh Kaliyan Boten atau Mengenai Perkawinan: Poligami atau Monogami, mentalitas priyayi Jawa dikupas habis.

Dikatakan kelakuan priyayi sudah tidak terkendali, dan hanya menjadi budak nafsu. Main perempuan, yakni di utamanya dengan penari taledek dianggap sebagai bagian dari budaya priyayi Jawa.  

Tidak hanya mengimbangi tarian erotis di atas panggung. Tak sedikit priyayi yang leluasa membawa si penari taledek ke atas ranjang.

Kendati demikian, selain menjadi incaran para priyayi Jawa yang berfikiran mesum, tidak sedikit orang Belanda yang terpesona dengan kegenitan para penari taledek. Bahkan tidak hanya sekedar menari, melainkan menjadikannya istri simpanan.

Hal itu terjadi pada tahun 1912. Seorang asisten residen di Wringinkidul di Pulau Jawa bernama Malheure dikisahkan jatuh hati kepada penari taledek bernama Sarinten. Atas bantuan kepala desa setempat, taledek yang masih berusia 18 tahun itu dijadikannya sebagai nyai.  

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut