Kisah Oey Tambahsia, Anak Pejabat Batavia Sombong yang Berakhir di Tiang Gantungan

Yang dilakukan Tambahsia adalah pelanggaran, namun dengan kekuatan hartanya semua dibereskannya. Berstatus suami tidak menghentikan kebiasaan Oey Tambhasia berburu perempuan.
Ia hanya betah satu bulan tinggal serumah dengan istrinya. Setelah itu kembali bertualang. Sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah plesirnya di Ancol, mengencani istri pedagang kelontong.
Seorang pesinden berparas ayu bernama Mas Ajeng Gunjing yang ia temui di Pekalongan juga menjadi simpananya. Kelakuan memburu gadis, janda maupun istri orang itu meresahkan pemuka masyarakat Tionghoa dan Dewan Tionghoa.
Namun mereka tak mampu berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Karenanya Tambahsia murka, ketika Liem Su King, seorang anak letnan China berani menghalangi kesenangannya.
Liem difitnahnya atas kasus kematian Oey Cun Ki (Ceng Ki) yang sebenarnya ia racun sendiri. Di saat sama, karena cemburu buta, Mas Sutejo, priyayi Pekalongan, kakak Mas Ajeng Gunjing, disingkirkannya.
Oleh kaki tangan Tambahsia, Mas Sutejo dihabisi. Kasus kekerasan disertai penghilangan nyawa yang dilakukan Oey Tambahsia itu pada akhirnya terungkap.
Ia divonis hukuman mati. Tambahsia mencoba menyelamatkan diri dengan melobi Gubernur Jenderal. Namun grasinya ditolak. Pada tahun 1856, petualangan anak pejabat yang arogan itu berakhir di tiang gantungan.
Editor: Ihya Ulumuddin