Kisah Kudeta Kerajaan Sunda, Diserang saat Pejabat dan Raja Asyik Pesta Sabung Ayam

Kudeta itu berhasil dalam waktu yang singkat. Sebab pasukan Sanjaya kembali menyerang Galuh dan menguasainya hanya dalam tempo satu malam. Banga dibiarkan bebas, karena itu ia berhasil melepaskan orangtuanya dari tempat tahanan pada malam hari.
Malang baginya ia dipergoki pasukan pengawal yang segera memberitahukan hal itu kepada Manarah. Pertarungan antara Banga dengan Manarah berakhir dengan kekalahan Banga, akan tetapi pasukan yang mengejar raja dan permaisuri yang takut kehilangan jejak karena hari gelap telah melepaskan panah-panahnya sehingga Tamperan bersama Pangrenyep tewas.
Berita kematian Tamperan ini akhirnya sampai juga kepada Sanjaya yang waktu itu memerintah di Medang. Sanjaya lantas membawa pasukan besar dan menyerang purasaba Galuh. Manarah yang telah menduga akan datangnya pembalasan dari ayah Tamperan ini telah bersiap. Ia didukung oleh sisa-sisa pasukan Indraprahasta yang ketika itu telah berubah namanya menjadi Wanagiri dan oleh raja-raja di daerah Kuningan yang pernah dipecundangi oleh Sanjaya.
Perang besar antara sesama keturunan Wretikandayun ini akhirnya dapat dilerai oleh Rajaresi Demunawan tokoh angkatan tua yang waktu itu masih hidup dalam usia 93 tahun, karena ia dilahirkan di tahun 646 M.
Tak hanya itu, para pendeta juga turun dari Istana Saunggalah di lereng Gunung Cereme menuju palaga di luar purasaba Galuh. Dengan wibawanya yang tinggi serta kedudukannya sebagai cucu Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh ia berhasil menghentikan pertempuran.
Editor: Ihya Ulumuddin