Kisah Kehancuran PKI gegara Rampas Tanah Milik Para Kiai di Wilayah Kediri
KEDIRI, iNews.id - Kisah kehancuran PKI di wilayah Kediri menarik untuk diulas. Sejarah itu terjadi tak lama setelah munculnya kebijakan Landreform, yakni tanah untuk rakyat seperti yang diamanatkan UU Pokok Agraria tahun 1960.
Kebijakan baru tersebut memicu konflik horizontal di wilayah eks karesidenan Kediri Jawa Timur. Organisasi sayap PKI, BTI terlibat kontak fisik dengan GP Ansor gegara merampas tanah kiai.
Kediri sebagaimana karesidenan Besuki dan Madiun merupakan daerah basis atau kantong suara PKI (Partai Komunis Indonesia). Pada pemilu parlemen 1955, PKI di Kediri memperoleh 457 suara.
Dikutip dari buku Pemilihan Umum 1955 di Indonesia (1971), perolehan suara terbesar PKI di Kediri bersaing ketat dengan PNI yang meraup sebanyak 455 suara, dan disusul NU sebanyak 366 suara, serta Masyumi 155 suara.
Berdalih melaksanakan landreform yang dilindungi undang-undang, para aktivis BTI (Barisan Tani Indonesia) Kediri, yakni sayap PKI di sektor pertanian, mulai mematoki tanah negara.
Tidak hanya tanah negara. Memasuki tahun 1964, orang-orang BTI di Kediri juga bergerak mematoki tanah milik rakyat yang dianggap melebihi batas. Celakanya, sejumlah tanah yang diklaim sepihak oleh BTI merupakan milik para kiai.
Editor: Ihya Ulumuddin