Kisah Kawin Paksa Pengeran Diponegoro dengan Anak Bupati Cepu yang Berujung Perceraian

Salah satu hadiah resmi dari residen Belanda, yakni perkamen semacam kertas tulis dari kulit binatang, sepanjang lima kaki atau sekitar 1,5 meter. Hal ini menunjukkan bahwa kedua pasangan ini telah merek huruf kala itu.
Sebelum menikahi Raden Ajeng Supadmi, Diponegoro dan istrinya hanya mengenal tiga bulan. Pernikahan kedua Diponegoro ini pun tak bertahan lama. Konon Diponegoro dikisahkan tak terlalu bahagia dengan pernikahannya.
Usai menikah sang istri kedua Diponegoro, memilih tinggal di Keputren dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Namun Pangeran Diponegoro tidak pernah menyebut-nyebut istrinya yang keduanya ini.
Bahkan dalam pandangan Diponegoro II anak pertama dari istri pertama Pangeran Diponegoro, ada sekat antara istri pertama dan kedua Pangeran Diponegoro. Diponegoro II menggambarkan ibu tirinya memiliki perilaku arogan dan tidak adil terhadap istri pertama ayahnya, yang juga ibu kandungnya Madungbroto. Hal ini karena Madungbroto berasal dari kelas sosial lebih rendah, yang wafat dalam usia muda, sebelum pecahnya Perang Jawa.
Editor: Ihya Ulumuddin