Kisah Djuwari Pemikul Tandu Jenderal Sudirman saat Bergerilya di Hutan Belantara

Melihat sosok Djuwari tak nampak kegagahan seperti saat memanggul tandu Jenderal Sudirman. Namun dipandang lebih dekat, baru tampak sisa-sisa kepahlawanan pemuda Djuwari.
Sorot matanya masih menyala. Menunjukkan semangat perjuangan periode awal kemerdekaan. Sang pemanggul tandu Jenderal Sudirman itu mengenakan baju putih teramat lusuh yang tidak dikancingkan.
Mata manusia dan semilir angir bebas memandang perut keriputnya yang memang kurus. Sedangkan celana pendek yang dipakai juga tak kalah lusuh dibanding baju atasan.
Dia bercerita, memanggul tandu Pak Dirman, panggilannya kepada sang jenderal, adalah kebanggaan luar biasa. Dia mengaku tugas itu merupakan pengabdian yang dilakukan dengan rasa ikhlas tanpa berharap imbalan apa pun.
"Dulu gotong tandunya gantian, Mas. Kira-kira ada orang tujuh. Yang ikut manggul dari Goliman adalah Warso Dauri (kakak kandungnya), Martoredjo (kakak kandung lain ibu) dan Djoyo dari (warga Goliman)," katanya.
Editor: Reza Yunanto