Kertanagara, Raja Terbesar Kerajaan Singasari yang Berambisi Satukan Nusantara

MALANG, iNews.id - Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Raja Kertanagara. Di masa itu, Kertanagara mampu menyatukan dua agama, yakni Hindu aliran siwa dengan Buddha aliran tantrayana.
Raja Kertanagara dikenal sebagai penguasa Jawa pertama yang berambisi menyatukan wilayah Nusantara. Menantunya, Raden Wijaya, selanjutnya mendirikan kerajaan Majapahit sekitar tahun 1293 sebagai penerus Wangsa Rajasa dari Singasari.
Pada kitab Pararaton, Kertanagara dikenal dengan nama Bhatara Siwa Buddha. Sementara dalam Nagarakretagama, Kertanagara yang menyatukan kedua agama mendapatkan gelar Sri Jnanabajreswara.
Berdasarkan kisah tertulis pada naskah-naskah kidung, Kertanagara yang mentasbihkan diri sebagai manusia terbebas dari segala dosa. Dia sering melaksanakan ritual agama dengan berpesta minuman keras.
"Satu-satunya bukti sejarah yang menunjukkan keberadaan Kertanagara dalam konteks penyatuan agama Siwa-Buddha adalah patung Jina Mahakshobhya (Buddha) yang terdapat di Taman Apsari, Surabaya," dikutip dari buku '13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa.
Sebelumnya dipindahkan ke Surabaya oleh Residen Baron AM Th De Salis pada tahun 1817. Patung yang dikenal dengan nama Jaka Dolog itu berada di situs Kandang Gajah. Kertanagara merupakan salah seorang raja terbesar di Singasari.
Dia menjadi penggagas penyatuan wilayah-wilayah Nusantara. Gagasan itu mulai direalisasikan ketika Kertanagara berkuasa dengan melakukan ekspansi ke luar Singasari pada tahun 1275 Masehi.
Guna menunjang realisasi ekspansi wilayah kekuasaannya, Kertanagara mengirimkan pasukan Singasari guna menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Pengiriman pasukan Singasari ke Sriwijaya kemudian dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu.
Editor: Donald Karouw