get app
inews
Aa Text
Read Next : Unsoed Bentuk Tim Usut Dugaan Guru Besar Lakukan Pelecehan Seksual ke Mahasiswi

Kampus di Malang Hidupkan Guru Besar yang Sudah Meninggal Lewat Teknologi AI

Rabu, 13 Maret 2024 - 15:44:00 WIB
Kampus di Malang Hidupkan Guru Besar yang Sudah Meninggal Lewat Teknologi AI
Suami istri Prof Aris Winaya dan almarhumah Prof Maftuchah yang dikukuhkan sebagai guru besar UMM. Prof Maftuchah yang sudah meninggal dihadirkan lewat teknologi AI. (Foto: UMM)

Sementara itu, Prof Aris dalam pemaparannya menjelaskan mengenai aplikasi teknologi DNA dalam penguatan strategi konservasi sumber daya genetik ternak di Indonesia. Dia melanjutkan, beberapa negara yang telah berkomitmen untuk mempertahankan potensi genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan. 

Di sisi lain, teknik genetika molekuler diperkirakan akan memiliki dampak yang cukup besar di masa depan. Misalnya tes berbasis DNA untuk gen yang mempengaruhi sifat kualitatif yang sulit diukur saat ini, seperti kualitas daging atau ketahanan terhadap penyakit.

“Hal Ini juga akan membuka jalan menuju kemungkinan kemajuan dalam evolusi biologi, pemuliaan hewan dan hewan model untuk penyakit manusia," ujar Aris Winaya melalui keterangan tertulis dikutip Rabu (13/3/2024).

Selain itu kata dia, ada proses seleksi yang seharusnya bisa meningkatkan dua kali lipat keuntungan genetik dalam industri susu. Meski begitu, ada tantangan tersendiri. Seperti terjadinya revolusi dalam bidang pemuliaan ternak sebagai alat dan teknik yang berbeda dengan pemuliaan konvensional selama ini.

Terkait ternak di Indonesia, Aris yakin studi tentang keragaman breed sapi lokal Indonesia berbasis DNA akan mencerminkan variasi genetik mereka dari sisi esensi. Apalagi saat ini sumber daya genetik sapi-sapi asli Indonesia semakin menurun tajam. 

"Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting. Konservasi keanekaragaman genetik ternak lokal harusnya sudah menjadi program yang wajib diimplementasikan,” katanya.

Selain menyajikan orasi ilmiah menarik, prosesi pengukuhan tersebut juga menceritakan bagaimana Aris dan Maftuchah saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar. Aris menceritakan kisahnya pada tahun 1994 saat dia dan almarhumah menikah. 

Kemudian penantian panjang selama sembilan tahun untuk mendapatkan amanah buah hati. Bahkan juga perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaikan studi di Bogor saat masih hamil serta upaya Aris bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut