Jokowi Lepas Ekspor Pertanian Rp7,29 Triliun, Jatim Paling Banyak Berkontribusi
SURABAYA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pelepasan Merdeka Ekspor 2021 ke 61 negara secara serentak dari 17 titik pelabuhan dan bandara di Indonesia. Dari total nilai produk pertanian yang diekspor mencapai Rp7,29 triliun, Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi penyumbang tertinggi.
Acara ini digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (14/8/2021). Produk ekspor dengan total berat produk mencapai 627,4 juta ton ini berasal dari 341 kabupaten dan kota di Indonesia. Negara tujuan utama ekspor antara lain China, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, Pakistan, dan beberapa negara lainnya.
"Alhamdulillah, pada kegiatan Merdeka Ekspor hari ini Jatim menyumbang ekspor Rp1,3 triliun ke sejumlah negara. Artinya masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat kinerja ekspor Jatim," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Jatim mengirimkan ekspor sebanyak Rp1,3 triliun melalui Terminal Peti Kemas, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dari total ekspor yang dikirimkan Jatim terdapat beberapa subsektor, antara lain subsektor hortikultura sebanyak 3.271.399,23 kg dengan nominal senilai Rp133,135 miliar. Kemudian, subsektor perkebunan sebanyak 49.594.670,38 kg dengan nominal senilai Rp820,549 miliar, subsektor peternakan 3.034.375,6 kg dengan nilai Rp144,154 miliar.
Sementara dari subsektor tanaman pangan sebanyak 1.384.696,70 kg dengan nilai Rp99,157 miliar, dan subsektor lain-lain sebanyak 34.459,31 kg dengan nilai Rp111,086 miliar.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berharap ke depannya terus mendorong ekspor produk pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Melalui kegiatan ini, pada tahun 2024 pihaknya menargetkan ekspor produksi pertanian menjadi tiga kali lipat dibanding saat ini.
"Kami rencanakan kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun. Tahun 2024 ditargetkan ekspor pertanian tiga kali lipat melalui peningkatan kerja sama dengan pemerintah daerah," katanya.
Sementara itu, mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, selama semester I 2021, neraca perdagangan Jatim mengalami defisit sebesar 1,81 miliar Dolar Amerika Serikat. Kondisi ini akibat selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas maupun sektor nonmigas yang sama-sama mengalami defisit.
Adapun defisit neraca perdagangan sektor migas sebesar USD1,70 miliar. Sedangkan defisit neraca perdagangan sektor nonmigas adalah sebesar 104,75 juta Dolar Amerika Serikat.
Editor: Maria Christina