get app
inews
Aa Text
Read Next : Tampang Purnomo Pembunuh Penjual Kopi di Jombang saat Ditangkap!

Jejak Sejarah Semaoen, Tokoh PKI Anak Pemecah Batu asal Jombang 

Jumat, 01 Oktober 2021 - 13:16:00 WIB
Jejak Sejarah Semaoen, Tokoh PKI Anak Pemecah Batu asal Jombang 
Ketua Umum PKI Pertama Semaoen (beranimimpiblogspot).

JOMBANG, iNews.id - Tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) Semaoen cukup fenomenal di Indonesia. Kiprahnya sebagai Ketua Umum PKI pertama kali menjadikan Semaoen sebagai sosok yang disegani kala itu, terutama di kalangan buruh dan aktivis

Namun, jejak Semaoen lambat laun hilang, termasuk di tanah kelahirannya Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Jombang. Tak banyak warga di desa tersebut yang tahu tentang kisah maupun sosoknya. 

Berbagai sumber menyebutkan, Semaoen lahir pada tahun 1899 di Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Curahmalang merupakan sebuah desa di Kabupaten Jombang yang berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Selain Tebuireng dan Denanyar, Desa Curahmalang dulunya memang lebih dikenal banyak orang.

Sebab, desa ini merupakan salah satu desa di Jombang yang memiliki stasiun kereta api cukup besar kala itu. Dulunya, Stasiun Curahmalang memang tidak pernah sepi. Stasiun ini menjadi pilihan bagi warga Jombang bagian utara. Sebab, lokasinya cukup dekat dari tengah Kota Jombang, berjarak sekitar 24 KM dan 10 KM dari pusat Kota Mojokerto.

Semaoen merupakan anak dari Prawiroatmodjo seorang pegawai rendahan, di jawatan kereta api. Kabarnya, ayah Semaoen dulunya pernah bekerja sebagai tukang pemecah batu di Stasiun Curahmalang. Kurang lebih, selama 6 tahun, Semaoen kecil tinggal di desa yang dulunya terkenal sebagai 'markas' bagi para begal dan kawanan perampok ini.

Salah seorang warga Desa Curahmalang, Piyadi (79) sempat menuturkan jika Semaoen memang lahir dan besar di desa tersebut. Menurut Piyadi, kediaman Semaoen berada di samping gedung Balai Desa. Berjarak kurang lebih sekitar 500 meter dari Stasiun Curahmalang.

"Iya, Semaoen aslinya Curahmalang, dulu rumahnya di dekat Balai Desa Curahmalang. Sekarang tidak ada keluarganya, sudah habis. Rumahnya ditempati orang lain," tutur Piyadi saat ditemui beberapa waktu lalu.

Sayangnya, sejauh ini cerita tentang Semaoen di desa tersebut nyaris tak tersisa. Hampir tidak ada bukti ataupun peninggalan di Desa Curahmalang yang menunjukan masa kecil tokoh Sarekat Islam (SI) itu pernah tinggal di sana. Rumah yang konon merupakan tempat tinggal Semaoen juga sudah milik orang lain.

"Mohon maaf, kami tidak pernah mengetahui tentang Pak Semaoen. Tahun lalu ada jurnalis ke sini, dari itu kemudian saya minta untuk dicarikan informasinya. Tapi memang tidak menemukan sampai saat ini," Kepala Desa (Kades) Curahmalang Eni Sulchiyatin saat ditemui di kantornya, Rabu (23/9/2021).

Senada dengan Eni, Sekretaris Desa Curahmalang Akhmad Kholil yang mendapatkan tugas untuk mencari informasi terkait dengan masa kecil Semaoen di desa tersebut juga mengaku belum mendapatkan informasi. Bahkan upaya mengorek cerita dari sejumlah orang yang dianggap paling tua di desa tersebut juga tidak membuahkan hasil.

"Kami sudah berusaha mencari cerita-cerita dari orang-orang tua di sini, tapi tidak ada yang tahu. Mayoritas yang sepuh-sepuh sudah banyak yang meninggal juga sekarang," tutur Kholil.

Tak hanya menggali cerita, upaya lain mencari jejak Semaoen juga sudah dilakukan aparatur pemerintah Desa Curahmalang, yakni dengan mengecek data kependudukan. Namun langkah itu seakan sia-sia, sebab tidak ada satupun dokumen di arsip kependudukan desa yang menyebutkan tentang keluarga Semaoen.

"Saya menjadi jadi staf Bagian Pembangunan tahun 1994. Saya coba cari di arsip desa tidak ada. Kalau data eks tapol (tahanan politik) sudah tidak ada, sejak Gus Dur jadi Presiden itu sudah dihapus. Dulu kalau ada eks tapol meninggal harus dilaporkan ke Koramil dan Kodim, saya yang bagian laporan," ucap pria berusia 49 tahun ini.

Kholil mengungkapkan, Desa Curahmalang memang merupakan salah satu desa di Jombang yang memiliki tapol imbas tragedi 30 September 1945, terbesar. Menurut Kholil pada tahun 1994 saja, masih ada sekitar 450-an data eks tapol yang masih hidup. Namun dari sekian banyak eks tapol, kata Kholil tidak ada satupun nama keluarga Semaoen.

"Tidak ada setahu saya waktu itu. Ya baru tahun kemarin itu setelah muncul kabar Semaoen itu lahir di Curahmalang baru kami mengetahui. Tapi kalau data apapun tentang keluarga Semaoen di arsip desa tidak ada," ungkap Kholil sembari menunjukan beberapa data kependudukan di Desa Curahmalang.

Kendati tak menemukan jejak keberadaan Semaoen di Curahmalang, Kholil meyakini bahwa Ketua Umum PKI pertama itu memang lahir dan besar di desa tersebut. Keyakinannya merujuk pada kabar yang menyebutkan, orang tua Semaoen merupakan pekerja di jawatan kereta api. Dan Curahmalang merupakan salah satu stasiun terbesar di Jombang zaman dahulu.

"Mungkin memang benar dia lahir di sini. Karena bapaknya pekerja di stasiun. Di dekat stasiun itu dulu ada perumahan pegawai tapi sudah dibongkar, mungkin juga tinggal di sana," kata Kholil. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut