Heboh Pria di Ponorogo Gali Makam Istrinya yang Telah Meninggal Sebulan Lalu

PONOROGO, iNews.id - Aksi seorang laki-laki di Ponorogo menggali makam istrinya menghebohkan warga sekitar. Aksi aneh itu dilakukan Robyek, warga Desa Jonggol, Kecamatan Jambon, tepat sebulan setelah kematian istrinya. 

Beruntung aksi ini cepat diketahui warga dan dilaporkan polisi. Saat itu juga Robyek didatangi warga dan aparat, meminta untuk menghentikan penggalian. 

Baca Juga

8 Fakta Penganiayaan Pelajar 13 Tahun di Malang, Nomor 5 Bikin Marah

Berdasarkan video amatir rekaman warga, Robyek telah berhasil menggali kuburan istrinya hingga setengah meter. Beberapa aparat juga sempat membujuk menghentikan aksinya. Namun, Robyek bergeming dan terus menggali hingga cukup dalam. 

Khawatir terjadi sesuatu, aparat polisi pun bertindak tegas. Robyek diamankan dan dibawa ke rumah sakit jiwa Solo. Upaya ini dilakukan agar Robyek bisa kembali tenang dan tidak lagi melakukan tindakan aneh itu. Sementara makam yang sudah berlubang ditutup kembali oleh warga. 

Baca Juga

Polisi Tahan 6 Tersangka Penganiayaan Pelajar 13 Tahun di Sel Khusus Anak-Anak

Menurut salah seorang warga, Sendor, istri Robyek, Simpen, telah meninggal 27 Oktober lalu karena sakit keras. Sejak saat itu Robyek merasa terpukul dan menganggap istrinya belum meninggal. 

Baca Juga

Ini Motif Penganiayaan Pelajar 13 Tahun di Malang hingga Videonya Viral 

"Dia tidak percaya kalau istrinya meninggal. Makanya dia gali lagi. Katanya setelah digali istrinya akan dibawa untuk berobat," katanya. 

Sendor mengatakan, aksi gali kubur itu sudah dua kali dilakukan Robyek. Beberapa waktu lalu dia juga melakukan hal sama. Namun digagalkan warga. 

Kepala Desa Jonggol Supriyanto membenarkan tindakan aneh warganya tersebut. Namun, tindakan tersebut cepat dilaporkan polisi sehingga pelaku langsung diamankan. 

"Awalnya kami dapat laporan warga. Setelah itu saya langsung lapor polisi. Tadi berhasil dibujuk dan langsung dibawa ke RS Jiwa Solo agar tenang. Sebab, dia masih terpukul atas kematian istrinua," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin