Hari Santri 2025, Menag Nasaruddin: Pesantren Motor Peradaban Dunia
Amien juga menyoroti nilai inklusivisme pesantren yang mampu beradaptasi dengan budaya lokal maupun global, tanpa kehilangan jati diri. Ia menyebut perayaan tahun ini lebih inklusif, melibatkan pesantren dari Sumatera hingga Sulawesi.
Tak sekadar seremoni, Hari Santri kali ini juga diwarnai kegiatan sosial nyata, mulai dari cek kesehatan gratis hingga program penguatan ekonomi umat.
Mewakili PBNU, KH Zulfa Mustofa menegaskan Hari Santri adalah milik seluruh umat Islam Indonesia, bukan hanya NU. “Muhammadiyah dengan 446 pesantren juga bagian dari santri. Hari Santri adalah bukti cinta bangsa kepada santri,” katanya.
Zulfa mengutip ajaran Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari tentang makna cinta: memberi, menyebut, dan menjaga.
“Resolusi Jihad adalah pemberian terbesar NU untuk Indonesia. Mengingat NKRI lewat lagu Indonesia Raya dan Hubbul Wathon adalah bukti cinta. Dan menjaga NKRI berarti menjaga apa yang dicintai,” ujarnya.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz, menyampaikan terima kasih atas penunjukan Tebuireng sebagai tuan rumah Ithlaq Hari Santri 2025.
Ketua Bidang Tabligh dan Kepesantrenan PP Muhammadiyah, Dr KH M. Saad Ibrahim, turut menyampaikan dukungan penuh atas penyelenggaraan ini.
Hari Santri 2025 menegaskan kembali peran santri dalam sejarah dan masa depan bangsa. Dari Resolusi Jihad 1945 hingga peradaban dunia 2045, pesantren dan santri diproyeksikan terus menjadi garda depan dalam menjaga NKRI, membangun moderasi beragama, serta melahirkan generasi cinta ilmu, cinta sesama, dan cinta Tanah Air.
Editor: Kastolani Marzuki