Diperiksa Polda Jatim 7 Jam, Begini Pengakuan Nella Kharisma

SURABAYA, iNews.id - Artis dangdut Nella Kharisma selaku endorse kosmetik oplosan ilegal dicecar 30 pertanyaan saat diperiksa penyidik di Mapolda Jawa Timur (Jatim). Meski 7 jam berada di ruang pemeriksaan, namun dirinya tak merasa terbebani kondisi tersebut.

"Santai kok, lebih banyak istirahatnya," kata Nella usai diperiksa penyidik di Mapolda Jatim, Kota Surabaya, Selasa (18/12/2018).

Dia juga mengaku pertanyaan yang diajukan bisa dijawabnya secara mudah. Kurang lebih hanya sekitar 4 jam dirinya ditanya seputar komestik oplosan ilegal yang dipromosikannya.

"Dijawab sejujur-jujurnya," kata dia.

Sementara itu, Kasubdit Direskrimsus Polda Jatim, AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, pemeriksaan tersebut meliputi sejauh mana keterlibatan Nella Kharisma sebagai bintang iklan kosmetik tersebut.

Seperti, bagaimana standar operasional prosedur (SOP) menerima endorse, etikanya seperti apa serta perlu mencari tahu lebih dulu legalitas produk tersebut.

Menurut penyidik, dia mengaku tidak tahu jika kosmetik tersebut merupakan dari bahan-bahan oplosan dan ilegal, bahkan artis dangdut ini bertanya balik ke penyidik, bagaimana prosedur menerima tawaran iklan yang ideal.

"Memang ada dua segmen, bisa yang bersangkutan (artis) mendapat tawaran, lalu diterimanya. Bisa juga melalui prosedur, lewat manajemen," kata Rofiq.

Sedangkan terkait bayaran yang diterima, kalau hasil pemeriksaan tadi, Nella mengaku ke polisi hanya memeroleh Rp1,5 - 3 juta per pekan sebagai endorsement kosmetik oplosan tersebut.

"Tapi, kalau kata tersangka mencapai Rp7 - 15 juta. Makanya, ini masih kita dalami lagi," ujar dia.

Nella mendatangi Mapolda Jatim pada Selasa pagi. Kedatangannya ke sana hanya ditemani oleh seorang manajer.

Bukan hanya Nella Kharisma, ada sekitar 7 artis menjadi endorse kosmetik oplosan illegal milik tersangka Karina Indah Lestari. Di antaranya penyanyi dangdut Via Vallen yang dijadwalkan pada 20 Desember besok.

Sebelumnya, polisi bersama BPOM Surabaya menangkap pelaku dan ratusan barang bukti kosmetik oplosan yang mengandung bahan kimia yang membahayakan bagi tubuh.

Editor: Andi Mohammad Ikhbal