Deretan Kasus Mutilasi yang Menggemparkan di Indonesia, Kronologi dan Motifnya
                
            
                Kasus ini melibatkan pembunuhan dan mutilasi seorang pria bernama Rinaldi Harley Wismanu. Pelaku berjumlah dua orang yang memiliki motif ekonomi, yaitu ingin menguasai harta korban.
Mereka melakukan pembunuhan di apartemen dan kemudian memutilasi tubuh korban untuk menghilangkan jejak. Jenazah korban sempat disimpan di dua apartemen berbeda sebelum akhirnya ditemukan oleh polisi.
Kasus ini menyoroti kejahatan yang direncanakan dengan matang dan melibatkan upaya menghilangkan jejak yang sistematis.
Kronologi:
Kasus ini berawal Rinaldi Harley Wismanu dilaporkan hilang. Polisi menemukan potongan-potongan tubuh Rinaldi di dua unit apartemen di Kalibata City. Kedua pelaku akhirnya berhasil ditangkap.
Pelaku melakukan pembunuhan dan mutilasi dengan motif ekonomi (perampokan). Kedua pelaku diadili dan dijatuhi hukuman.
Kasus ini sangat tragis karena jenazah korban, Angela Hindriarti Wahyuningsih, ditemukan dalam kondisi termutilasi dan disimpan di dalam kontainer selama lebih dari setahun.
Pelaku, yaitu Ecky Listiyanto yang memiliki hubungan dekat dengan korban. Motif pembunuhan dan mutilasi diduga terkait dengan masalah pribadi antara pelaku dan korban.
Lamanya waktu penyimpanan jenazah dan cara pelaku menyembunyikannya menambah kengerian kasus ini.
Kronologi:
Kasus ini berawal Angela Hindriarti Wahyuningsih dilaporkan hilang sejak 2021. Pada Desember 2023 polisi menemukan jenazah Angela dalam kondisi termutilasi di dalam kontainer di rumah kontrakan di Bekasi.
Ecky Listiyanto ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Motif pembunuhan dan mutilasi masih dalam penyelidikan lebih lanjut, namun diduga terkait masalah pribadi.
Kasus mutilasi yang terjadi di Ciamis ini sangat menghebohkan karena dilakukan di tempat terbuka dan disaksikan oleh warga sekitar.
Tarsum (40 tahun) tega membunuh dan memutilasi istrinya, Yanti (40 tahun). Motif di balik tindakan brutal ini diduga kuat karena masalah ekonomi yang dialami pelaku.
Kejadian ini menimbulkan trauma mendalam bagi warga Ciamis dan menjadi sorotan nasional terkait isu kekerasan dalam rumah tangga dan tekanan ekonomi.
Kronologi:
Kasus ini berawal warga Ciamis menyaksikan Tarsum melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap istrinya di jalan.
Tarsum kemudian ditangkap polisi. Masalah ekonomi diduga menjadi pemicu tindakan pelaku.
Polisi melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kondisi kejiwaan pelaku.
Kasus terbaru ini terjadi di Serang, Banten, di mana Mulyana (23) ditangkap karena membunuh dan memutilasi kekasihnya, SA (19 tahun), yang diduga sedang hamil.
Jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan tanpa kepala, kaki dan tangan. Motif pembunuhan diduga karena pelaku tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilan korban.
Kasus ini kembali menambah daftar panjang kejahatan mutilasi di Indonesia dan menimbulkan keprihatinan mendalam terkait kekerasan terhadap perempuan dan masalah sosial.
Kronologi:
Kasus ini berawal polisi menemukan mayat seorang wanita tanpa kepala, kaki dan tangan di Serang, Banten. Mulyana, kekasih korban, ditangkap sebagai pelaku.
Korban teridentifikasi sebagai SA (19 tahun), yang diduga sedang hamil. Pelaku diduga tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilan korban.
Kasus ini terungkap dengan penemuan mayat seorang wanita di dalam koper di Ngawi, Jawa Timur. Kondisi tubuh korban sangat mengenaskan karena termutilasi.
Setelah penyelidikan, polisi berhasil menangkap suami siri korban sebagai pelaku. Motif di balik pembunuhan dan mutilasi ini diduga karena sakit hati dan cemburu.
Kronologi:
Januari 2025 warga Ngawi menemukan koper merah berisi mayat wanita dalam kondisi termutilasi. Polisi melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi korban.
Suami siri korban ditangkap sebagai pelaku. Sakit hati dan cemburu diduga menjadi motif pembunuhan dan mutilasi.
Editor: Kurnia Illahi