Densus 88 Temukan Bendera dan Pisau Komando di Rumah Kos Terduga Simpatisan ISIS
MALANG, iNews.id - Densus 88 menangamankan sejumlah senjata tajam dan buku-buku jihad di kamar kos terduga simpatisan ISIS di Malang. Beberapa di antaranya pisau komando, perlengkapan memanah, bendera ISIS serta laptop dan flashdisk yang diduga berisi dokumen penting.
Seluruh barang bukti tersebut ditemukan Densus 88 di lantai satu rumah kos tersebut. Selanjutnya semua barang bukti itu dibawa ke Mabes Polri.
"Yang dibawa tiga bendera tulisan Laa Ilaaha Ilallah, ada beberapa buku, sama panah, busur panah lengkap, terus ada pisau komando, terus ada jaket-jaket doreng-doreng itu juga dibawa, laptop, ada flashdisk, ada beberapa yang lain," kata Ketua RW 6 Kelurahan Dinoyo Maki Kriswanto, Selasa (24/5/2022).
Menurutnya, proses penggeledahan di kamar kos tersebut berlangsung tak lama. Dirinya menyebut ia datang ke lokasi sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung diminta masuk ke dalam kamar kos. Kemudian sejumlah barang bukti itu dibawa ke Mapolresta Malang Kota, sebelum akhirnya dibawa ke Polda Jawa Timur dan ke Mabes Polri di Jakarta.
"Nggak terlalu lama, paling sekitar satu jaman. Jam 2 (siang) selesai, terus saya ke Polresta menyaksikan barang - barang yang bawaannya itu. Saya hanya tandatangan berita barang bukti," tuturnya.
Maki menambahkan, tak mengetahui siapa identitas yang dibawa oleh Densus 88 tersebut. Bahkan ia juga tak mengetahui keberadaan terduga simpatisan ISIS yang diakui polisi sudah dibawa dari kamar kosnya.
"Itu nggak saya baca nggak sempat baca. Nggak tahu, saya sempat tanya yang bersangkutan (terduga simpatisan ISIS) sudah dibawa," ujarnya.
Maki menambahkan, di rumah kos tersebut terdapat sekitar 40 kamar dari tiga lantai. Dimana di lantai satu sekitar terduga simpatisan ISIS tinggal ada sebanyak 10 kamar kos.
"Disitu itu kebanyakan mahasiswa, tapi kalau ada yang kerja di situ juga bisa. Saya belum konfirmasi ke pemiliknya siapa, yang jelas (yang diamankan) bukan warga sini. Dia kos, disitu cuma ada yang jaga suami istri, yang jaga kos," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin