Demi Bisa Temui Risma, Mbah Pri Nekat Bersepatu Roda dari Yogyakarta
SURABAYA, iNews.id – Beragam cara dilakukan seseorang agar bisa bertemu dengan idola pujaannya. Seperti yang dilakukan Supriyanto (Mbah Pri), 64, warga Yogyakarta ini harus menempuh ratusan kilometer selama lima hari demi bisa bertemu dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Perjuangan Mbah Pri pun tidak mudah dan bisa dibilang sangat berbahaya. Dengan mengenakan sepatu roda, Mbah Pri harus menyusuri kondisi jalan pantura yang rawan kecelakaan, panas, dan banyak debu. Apalagi, tidak semua kondisi jalannya mulus.
Kendati begitu, Mbah Pri tak patah arang. Dia terus mengayunkan kedua kakinya dengan sepasang sepatu roda untuk terus meluncur hingga ke Kota Surabaya. Perjuangan Mbah Pri pun tak sia-sia karena akhirnya dia bisa bertemu dengan Risma.
Begitu tiba di Balai Kota Surabaya, Mbah Pri langsung dipanggil ajudan menuju ruang kerja Tri Rismaharini, Jumat (10/11/2017). Berkali-kali, kakek satu cucu ini mengelus jenggot panjangnya yang sudah memutih.
“Waah, akhire ketemu Ibuke (Tri Rismaharini),”ucap Mbah Pri.
Mengenakan pakaian sorjan corak merah, lengkap dengan blangkonnya, Supriyanto membuntuti ajudan, dan masuk, menemui orang pertama di Surabaya itu. Bagi Supri, ini adalah momen special. Sebab, sudah cukup lama dia ingin bertemu dengan idolanya itu.
Karena itu, proses pertemuan pun harus dirancang special. Yakni dengan bersepatu roda dari tanah kelahirannya di Yokyakarta. Ya, Minggu (5/11/2017) lalu, Supri nekat berangkat dengan menggunakan bekal seadanya. Sepasang sepatu roda, dua stel pakaian sorjan, serta perlengkapan mandi. Momen yang dipilih pun tak kalah spesial. Yakni tepat pada peringatan Hari Pahlawan 10 November.
Karena itu, peringatan Hari Pahlawan Jumat pagi menjadi puncak perjuangan Supriyanto. Setelah lima hari menempuh jarak ratusan kilometer, Supri akhrinya bertemu dengan idolanya itu. Tak hanya bertemu. Supriyanto juga diajak Risma merayakan peringatan Hari Pahlawan bersama-sama.
“Saya senang sekali bisa bertemu Bu Risma. Bahkan saya kaget saat diajak upacara. Karena hanya membawa sepatu roda, saya pun pinjam sepatu teman. Kebetulan ada teman komunitas sepatu roda yang tinggal di kota ini,” tutur Mbah Pri.
Pertemuan Mbah Pri dengan Risma itu pun mengundang perhatian banyak tamu. Apalagi, kostum yang dipakai Supri tidak biasa. Selain bersorjan, Supriyanto juga mengenakan sepatu roda. Beberapa tamu bahkan tak kuasa menahan tawa saat Supriyanto memperlihatkan skillnya berseluncur.
“Wah, iseh kuat ternyata mbah iki (Wah, masih kuat ternyata mbah ini,”seloroh mereka.
Mbah Pri mengaku, bersepaturoda memang sudah menjadi hobinya sejak lama. Hampir setiap kali keluar rumah, Mbah Pri selalu mengenakan sepatu yang tenar di tahun 80-an itu.
“Saya sering berlatih. Hampir setiap hari latihan. Alhamdulillah sekarang bisa sampai sini,”tuturnya.
Meski begitu, Mbah Pri mengaku sempat mengalami kendala saat di perjalanan. Tepatnya di perbatasan Ngawi-Nganjuk, dan Mojokerto. Mbah Pri mengaku sulit berselucur lantaran kondisi aspal yang bopeng-bopeng.
“Tak kira jalannya bagus terus. Ternyata ada yang rusak. Sulit sekali. Tetapi nggak masalah,” ucapnya.
Dari perjalanan itu pula, Mbah Pri mendapat pelajaran berharga. Bahwa kehidupan di dunia ini tidak selamanya mulus. Meski begitu, seseorang harus tetap melewatinya.
“Caranya ya dengan berhati-hati dan sabar. Terpenting tidak pantang menyerah,”ungkapnya.
Semangat itu pula lanjut Mbah Pri yang dimiliki para pejuang tanah air dulu. Sehingga mereka sukses mengusir penjajah dan mempertahankan negara ini dari serbuan sekutu.
“Generasi muda saat ini harus bisa mengambil teladan para pejuang dulu,”serunya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku senang dengan kunjungan Mbah Pri. Apalagi proses yang dilalui tidak mudah.
“Saya senang dengan perjuangan beliau. Bayangkan, usia setua dia masih kuat bersepatu roda dari Yogyakarta hingga Surabaya,” katanya.
Risma mengaku sudah dua kali menerima kejutan dari warga yang mengidolakannya. Tahun lalu, juga ada penggemar yang datang dengan menggunakan egrang (Alat berjalan dari kayu).
“Nah, sekarang ada lagi pakai sepatu roda. Saya berterimaksih sekali,”ucap walikota perempuan pertama di Surabaya ini.
Editor: Kastolani Marzuki