Cerita Penemuan Struktur Candi Kerajaan Singasari saat Bangun Masjid Tertua di Malang Raya
Dari beberapa struktur batu bata yang ditemukan saat penggalian pondasi, disebut Moensif hanya beberapa bebatuan yang bisa diselamatkan. Selain struktur batu bata ada sebuah batu yang diduga batu gilang yang menjadi bagian dari sebuah bangunan candi. Bebatuan itu kini dibawa oleh pihak Museum Singhasari untuk disimpan.
"Batu gilang batu yang dibuat untuk candi itu jadi cantik itu dibikin dari potongan-potongan batu ditumpuk di jejer-jejer. Batu-batu itu batu candi ditemukan ketika membuat fondasi," katanya.
Salah satu ada batu persegi panjang, kira-kira 3 meter tembok ini tebalnya kira-kira 1 meter 80 sentimeter ditemukan waktu membuat fondasi di sebelah utara. Batu itu pun diangkat delapan orang pakai tali sampai di atas.
Menurutnya, penemuan struktur batu bata yang diduga bangunan candi Kerajaan Singasari ini tak mengherankan. Pasalnya ketika masjid ini dibangun di abad 18 sudah merupakan hutan belantara, tetapi dari perkiraan lokasi candi memang menjadi area kekuasaan Kerajaan Singasari.
Tak hanya itu pembangunan masjid di abad 18 oleh Kiai Hamimuddin juga menandai mulai berakhirnya dominasi Hindu dan tergantikan dengan masuknya Islam di kawasan Singosari.
"Bangunan masjid yang tahap kedua yang sudah semi permanen itu sebetulnya adalah awal dari punahnya agama Hindu di Singosari. Tidak ada paksaan (memeluk agama Islam), orang datang sendiri. Sejak itu dinyatakan oleh pihak museum sendiri saat akhir dari habisnya orang Hindu di sini," katanya.
Selain penambahan kapasitas, rekonstruksi bangunan di tahun 2008 ini juga untuk merekonstruksi empat tiang soko tatal yang menjadi warisan Masjid At Thohiriyah yang sudah ada sejak abad 18. Empat kayu yang sebelumnya terbungkus triplek saat renovasi kedua pada tahun 1960-an dengan semi permanen dibongkar.
"Kemudian di masjid yang baru ini (empat tian) dibungkus dengan kayu jati yang berukir. Ini sama sekali tidak ada hubungannya, ini sudah konstruksi modern tidak perlu kayu tapi itu yang disisakan dari peninggalannya masjid Kiai Hamimuddin," katanya.
Editor: Nani Suherni