Cerita Penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok Sehari Jelang Proklamasi Kemerdekaan
Hilangnya Bung Karno dan Bung Hatta dari Jakarta telah diketahui Ahmad Soebardjo. Dia langsung mengabarkan kepada Laksamana Maeda.
Maeda khawatir Soekarno-Hatta ditangkap Kempeitai. Setelah dilacak ke sana-sini, termasuk menghubungi pemuda Wikana dan mengatakan dirinya bersimpati dengan nasionalis Indonesia serta mendukung proklamasi kemerdekaan, para pemuda akhirnya memberikan jawaban. Mereka memberitahu bahwa Bung Karno dan Bung Hatta telah dibawa ke Rengasdengklok.
Soebardjo kemudian diminta Maeda untuk menjemput Bung Karno dan Bung Hatta. Para pemuda menunjuk Joesoef Kunto untuk mendampingi Soebardjo. Sekitar pukul enam sore, dua mobil dari Jakarta tiba di Rengasdengklok. Setelah melalui negosiasi yang cukup alot, Sukarni akhirnya bersedia kembali ke Jakarta bersama orang-orang yang diculiknya.
Di tengah perjalanan mendekati Jakarta, mereka melihat kepulan asap membubung tinggi. Sukarni bersorak. Dengan seruan kemenangan ia berteriak, ”Lihat, lihat, revolusi sudah mulai, revolusi sudah mulai, persis seperti kami janjikan. Jakarta sudah terbakar!”.
Rombongan pun mendekati sumber asap yang membubung tinggi itu. Begitu dekat, mereka melihat seorang petani sedang membakar sampahnya. Asap yang bergelung-gelung itu bukan berasal dari api revolusi terbakarnya Jakarta, melainkan dari sampah yang terbakar.
Pada buku Soekarno Biografi 1901-1950 disebukan Soekarno menertawakan Sukarni yang ternyata kecele.
“Dan bagaimana kira-kira nasib kita di Jakarta sekarang?” tanya Bung Karno dengan nada mengejek.
Sekitar tengah malam rombongan tiba di Jakarta. Fatmawati dan Guntur diantar pulang ke rumah dan yang lain langsung menuju rumah Laksamana Maeda.
Esok hari, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan RI di Jalan Pegangsaan Timur, 56 Jakarta.
Editor: Reza Yunanto