Bandara Juanda Surabaya Jadi Pilot Project Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional
Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien, yakni melalui pengurangan proses bisnis dari delapan proses menjadi enam proses, pengurangan titik bongkar muat dari tiga titik menjadi satu titik.
Kemudian, pengurangan proses pembongkaran logistik dari dua proses menjadi satu proses, pengurangan dokumen fisik dari empat dokumen menjadi dua dokumen. Diharapkan juga akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pemeriksaan kargo sebesar 30-40 persen.
"Simplifikasi dan efisiensi proses bisnis di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) ini menjadi salah satu kunci dari peningkatan pelayanan kargo dan logistik di Bandara Juanda Surabaya. Ke depannya, AP1 akan mulai menerapkan program ini di tiga bandara lain yang termasuk ke dalam bandara prioritas implementasi program NLE, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar," kata Dendi.

Dalam mendukung Program NLE, AP1 juga telah menerapkan Cargo Integrated System (CIS) 2.0, yaitu sistem yang mendukung digitalisasi proses bisnis di terminal kargo bandara.
Per 1 November, AP1 telah menerapkan CIS 2.0 di 10 bandara, serta ditargetkan akan diimplementasikan di 14 bandara mulai 1 Januari 2024 mendatang.
"Kami berharap dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan ini, akan berdampak positif terhadap seluruh proses layanan kargo dan logistik di bandara-bandara AP1, yang pada akhirnya akan memberikan multiplier effect positif terhadap jaringan distribusi kargo dan logistik secara nasional," tutur Dendi.
Editor: Anindita Trinoviana