Balon Udara Berisi Petasan Jatuh dan Meledak, 2 Rumah Rusak

PONOROGO, iNews.id – Dua rumah warga di Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), rusak akibat terkena ledakan balon udara, Minggu (17/62018). Ledakan diduga terjadi saat balon udara berisi petasan gagal terbang dan menimpa rumah warga. Polisi berhasil mengamankan sejumlah petasan balon udara yang belum sempat diterbangkan.

Pantauan iNews, atap rumah milik Suminto, warga Desa Gelang Kulon Kecamatan Sampung Ponorogo, rusak. Genting dan kayu penyangganya patah. Sedikitnya ada empat lubang di atap rumah tersebut. Tak hanya di rumah ini, rumah milik warga lainnya Ruminah juga rusak akibat tertimpa balon udara.

Baca Juga

Airnav Amankan 3 Balon Udara, Pemilik Terancam Didenda Rp500 juta

Kejadian ini berawal dari kegiatan warga desa setempat yang menaikkan balon udara. Menerbangkan balon udara sudah menjadi tradisi saat Lebaran. Di dalam balon udara tersebut ada petasan dalam jumlah banyak.

Ternyata saat balon gagal terbang dan menimpa rumah warga, petasan yang ada di dalamnya jatuh. Petasan menimpa dua rumah warga dan meledak. Ledakan petasan inilah yang menyebabkan atap rumah warga rusak.

“Di atas itu banyak balon udara, tapi enggak tahu di balon udara mana merconnya yang enggak bunyi. Mercon itu yang jatuh mengenai atap rumah warga. Ada dua rumah yang rusak terkena ledakan petasan,” kata warga yang melihat kejadian, Sigit Dwi.

Usai kejadian, polisi langsung ke lokasi kejadian dan mencari pelaku. Namun, para pelaku yang diduga menerbangkan balon udara sudah kabur. Polisi hanya menemukan sejumlah balon udara yang belum sempat diterbangkan dan sejumlah petasan berukuran besar.

“Ada warga menerbangkan balon udara tidak sempurna, kemudian balon jatuh menimpa genteng. Setelah kami cek ke TKP, ada empat lubang di atap rumah karena terkena petasan dari balon udara yang jatu,” kata Kapolsek Sampung AKP Sugeng Sukamto.

Atas kejadian ini, Kapolsel Sampung mengimbau kepada warga agar tidak menerbangkan balon udara. Sebab, balon udara bisa menyebabkan kerusakan rumah, kebakaran, dan mengganggu penerbangan pesawat.

Editor: Maria Christina