Amalan Saat Haid Agar Doa Dikabulkan

SURABAYA, iNews.id - Amalan saat haid agar doa dikabulkan perlu diketahui perempuan muslim. Tujuannya agar, pahala tetap mengalir, meski tidak dalam kondisi suci.
Begitulah, haid atau datang bulan menjadi penghalang bagi perempuan untuk menjalankan ibadah, seperti salat dan puasa. Sebab, Allah melarang seseorang yang sedang berhadas untuk beribadah, kecuali jika mereka telah kembali suci.
Berdasarkan kitab Fathu al-qorib (taqrib), ada delapan jenis ibadah atau amalan yang dilarang saat haid, yakni salat, puasa, membawa alquran, membaca alquran, itikaf, masuk masjid, tawaf, berhubungan intim dengan suami atau bersenang-senang di sekitar organ kemaluan.
Dukutip dari NUonline, ulama berbeda pendapat dengan delapan larangan yang dianut mayoritas ulama Syafi’iyah ini. Misalnya, madzhab Maliki secara mutlak membolehkan membaca alquran, dan madzhab Hanbali membolehkan i’tikaf di masjid.
Meski begitu, para perempuan yang memang memiliki kodrat datang bulan tak perlu khawatir. Sebab, masih ada amalan ibadah lain yang tetap bisa dikerjakan dan mendatangkan pahala.
Menurut para ulama, di antara perkara yang boleh dan dianjurkan untuk dikerjakan oleh perempuan saat haid adalah sebagai berikut:
Berdoa
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berdoa mengandung arti memohon, berharap atau memuji Tuhan (Allah). Semua itu adalah bentuk pendekatan diri makhluk kepada penciptanya.
Karena itu, berdoa tetap dianjurkan bagi siapa pun, termasuk perempuan yang sedang haid. Sebab, berdoa tidak memerlukan wudhu (suci). Selain itu doa juga bisa diucapkan dalam bahasa apa saja.
Peneliti el-Bukhari Institute Mho Juriyanto mengatakan, haid bukan penghalang terkabulnya doa. Karena itu meski dalam kondisi haid, perempuan tetap bisa memanjatkan doa dan insyallah dikabulkan.
Hal itu seperti disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah berikut;
أنه يجوز للمرأة أن تدعو الله تبارك وتعالى فى وقت حيضها وفى أى وقت تريده، فإن الدعاء من العبادات التى لا تحتاج إلى طهارة صغرى أو كبرى، الوضوء أو الغسل، فهو من جملة ذكر الله تعالى .الدعاء فى حال الحيض مشروع وحسن ولا كراهة فيه فليس الحيض مانعًا من إجابة الدعاء بإجماع الأمة، فيشرع ذكر الله على أى حال تكون عليه المرأة من حيض أو جنابة
Boleh bagi perempuan untuk berdoa kepada Allah saat ia sedang haid di waktu kapan saja. Ini karena doa termasuk ibadah yang tidak membutuhkan wudhu dan mandi wajib. Doa termasuk bagian berzikir kepada Allah.
Berdoa saat haid hukumnya disyariatkan dan baik, dan tidak dimakruhkan. Haid bukan penghalang terkabulnya doa, menurut kesepakatan para ulama. Karena itu, disyariatkan bagi perempuan untuk berzikir kepada Allah kapan saja, baik dalam keadaan haid maupun junub.
Berdzikir
Amalan saat haid agar doa dikabulkan yakni berzikir. Zikir merupakan perbuatan yang dianjurkan untuk siapa saja dan kapan saja. Dzikir merupakan indikasi hidupnya hati.
Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari bersabda: “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati”.
Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Aktif dalam majelis istigasah, tahlilan, atau forum zikir lainnya karena itu termasuk bernilai ibadah.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab ayat 41 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Yā ayyuhallażīna āmanużkurullāha żikrang kaṡīrā.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya,".
Berselawat
Berselawat merupakan satu di antara banyak amalan saat haid agar doa dikabulkan. Berselawat kepada Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Membaca selawat kepada nabi juga tidak perlu bersuci, sehingga dalam kondisi haid pun perempuan bisa mengamalkannya.
Membaca selawat kepada nabi pahalanya sangat besar. Selawat ini pula yang bisa menghadirkan syafaat bagi kita saat hari akhir nanti, sehingga selamat dari api neraka.
Saking pentingya selawat, Allah berfirman dalam alquran surah Al-Ahzab ayat 56 :
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Mendengarkan Lantunan Alquran
Amalan saat haid agar doa dikabulkan yakni mendengarkan lantunan ayat suci Alquran. Meski membawa dan membaca alquran dilarang saat haid, namun, mendengarkan saja tetap diperbolehkan.
Bahkan, mendengarkan dan memahami ayat-ayat Allah, kita tetap mendapatkan pahala seperti pahala orang yang membacanya. Maka, meskipun dalam kondisi haid, perempuan tetap bisa tetap khusyuk mendengarkan lantunan ayat Alquran
Mencari Ilmu
Amalan saat haid agar doa dikabulkan yakni menuntut ilmu. Kegiatan ini tetap bisa dilakukan perempuan meski dalam kondisi haid, apakah itu pergi ke majelis ilmu, membaca buku, mendengarkan pengajian atau ceramah atau lainnya.
Di dalam Islam, mencari ilmu hukumnya wajib bagi islam laki-laki maupun perempuan. Pada sebuah hadis yang diriwayatkan Addailami disebutkan:
تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ
Artinya "Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)
Bersedekah dan Berkegiatan Sosial
Disamping amalan yang bersifat ritual, sedekan dah kegiatan sosial juga merupakan amalan yang bisa dilakukan saat haid agar dia dikabulkan. Sama halnya mendengarkan lantunan Alqura, berkegiatan sosial juga tidak perlu harus dalam kondisi suci, sehingga saat posisi haid pun bisa dilakukan.
Kegiatan sosial ini beragam bentuknya dari mulai bersedekah, memberi makan fakir miskin, memudahkan uruan orang lain, menyediakan buka puasa atau kegiatan positif lainnya.
Rasulullah SAW juga menyerukan tentang hal bersedekah dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim.
"Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Editor: Ihya Ulumuddin