get app
inews
Aa Text
Read Next : Breaking News, KPK OTT Pimpinan DPRD Jawa Timur di Surabaya 

65.000 Penari Siap Pecahkan Rekor MURI Tari Remo Massal di Surabaya

Jumat, 16 Desember 2022 - 03:52:00 WIB
65.000 Penari Siap Pecahkan Rekor MURI Tari Remo Massal di Surabaya
Ilurtrasi tarian remo. Sebanyak 65.000 penari akan memecahkan rekor MURI tari remo massal. (Foto: bpblogspot).

SURABAYA, iNews.id - Sebanyak 65.000 penari, terdiri atas pelajar dan anggota sanggar tari di Kota Surabaya, Jawa Timur, siap memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) Tari Remo Massal. Kegiatan yang digelar Pemkot Surabaya itu dipusatkan di Jembatan Suroboyo pada Minggu (18/12/2022).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, sebanyak 65.000 penari itu berasal dari 350 lebih SD-SMP serta sanggar tari di Kota Pahlawan. Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai seni dan budaya kepada para pelajar Surabaya.

"Ini juga menjadi salah satu upaya sebagai pembentukan karakter anak-anak. Bagaimana mereka bisa menghargai seni dan budaya, sekaligus untuk melatih motorik anak," kata Yusuf Masruh, Kamis (15/12/2022).

Yusuf menyatakan, selain dipusatkan di Jembatan Suroboyo, kegiatan Tari Remo Massal yang digelar serentak mulai pukul 07.00 WIB ini lokasinya juga terbagi di sejumlah tempat bersejarah. 

Di antaranya, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, Halaman Balai Kota, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se Kota Surabaya.

"Kami tanamkan anak-anak ini nilai-nilai sejarahnya. Misalnya, di Jembatan Merah, Jembatan Sawunggaling yang sejarahnya tinggi. Harapannya, anak-anak ini juga bisa menghargai nilai-nilai tempat bersejarah," ujarnya.

Kadispendik Kota Surabaya menuturkan, sebelumnya dispendik telah memberikan surat edaran kepada seluruh SD-SMP di Surabaya. 

Surat edaran itu berkaitan dengan teknis pelaksanaan Tari Remo Massal pada Minggu, 18 Desember 2022. Intinya kegiatan ini tidak bersifat wajib diikuti oleh seluruh pelajar Surabaya. 

"Sementara bagi peserta tari, dapat menggunakan celana hitam dan atas putih. Dan untuk pelajar bisa menggunakan pakaian olah raga sekolah masing-masing," tutur Kadispendik Kota Surabaya.

Tak hanya itu, kata Yusuf Masruh, para peserta dari kalangan pelajar bisa mengganti udeng dengan hasduk merah putih. Termasuk juga selendang yang tidak harus berwarna merah.

"Harapan kami ada keseragaman, tapi bukan berarti wajib mengenakan kostum remo komplet. Misal gongseng (kerincing kaki) bisa perwakilan, tidak harus semuanya di sekolah itu pakai. Yang penting berseragam dan penari tidak diwajibkan memakai riasan wajah," ucap Yusuf Masruh.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Heri Purwadi mengungkapkan alasan memilih Tari Remo dalam agenda pemecahan Rekor MURI tersebut. 

Salah satunya karena Tari Remo sudah menjadi kesenian yang selalu ada setiap agenda Kota Surabaya. "Di Surabaya setiap tahun selalu diagendakan. Saat Hari Jadi Kota Surabaya ada Tari Remo. Nah, kenapa kami tidak mencatatkan itu sebagai Rekor MURI. Yang terpenting adalah lebih ke pengenalan sejarah dan rekor MURI itu sebagai bonus," kata Heri.

Apalagi, ujar Heri, selain di sekolah-sekolah, saat ini Pemkot Surabaya juga membuka rumah-rumah kreatif yang ada di Balai Pemuda. Termasuk pula menempatkan pelatih-pelatih di setiap kecamatan untuk memberikan pelatihan dasar Tari Remo kepada masyarakat.

"Akhirnya tahun ini kita sepakat untuk mencatatkan Rekor MURI (Tari Remo) unik, bukan berdasarkan jumlah. Saat pertama kita mendaftarkan (MURI) jumlah, ada masukan akhirnya kita sepakat di tempat uniknya. Mana uniknya? Yaitu jembatan dan tempat-tempat sejarah," ujarnya.

Untuk mengurangi mobilitas di pusat kegiatan Jembatan Suroboyo dan lokasi-lokasi bersejarah, teknis pelaksanaan Tari Remo Massal ini disebar ke masing-masing sekolah. 

Guna mendukung kegiatan ini, Dispendik telah bekerja sama dengan para Kepala Sekolah. Sedangkan kehadiran Tim MURI mendapatkan support dari Bank Jatim.

"Karenanya untuk mengurangi mobilitas, mereka (peserta pelajar) tetap dikaryakan di sekolah-sekolah. Jadi tidak semuanya di taruh di titik-titik bersejarah, tapi juga di sekolah-sekolah," tutur Heri.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut