3 Pahlawan Wanita asal Jawa Timur, Terlibat Dalam Pertempuran Surabaya

Bu Dariah juga pernah menukar perhiasannya seberat 100 gram dengan bahan makanan agar kesediaan bahan makanan tetap terjaga bagi para pejuang yang mundur ke Jombang.
Disebutkan juga, komandan Inggris dan Belanda tidak memahami mengapa kaum revolusioner terus mendapatkan pasokan makanan dan air. Pahlawan di balik layar itu ternyata seorang wanita berusia 42 tahun yang dikenal di seluruh Surabaya sebagai Dar Mortir.
Riet merupakan seorang anggota palang merah, sedangkan suaminya, Boenakim seorang komandan pos dekat Pasar Kupang. Saat itu, pasukan tentara Inggris menyerang Banyuurip secara brutal dengan tembakan ke segala arah.
Kemudian, peluru menembus dada Boenakim. Dalam kepanikannya Riet berusaha untuk memberikan pertolongan kepada suaminya, namun nyawa Boenakim tidak tertolong dan wafat di pangkuannya.
Seolah tidak memiliki waktu untuk berduka, malam harinya Riet bergabung dengan para pejuang lainnya. Dia mencoba merangkap tenaga kesehatan yang juga sibuk di dapur umum.
Dia juga mengadakan rapat- rapat strategis. Kemudian, Inggris kembali menyerang Pos Banyuurip dan memaksa para pejuang dan pengungsi untuk berpindah tempat dan menyebabkan mereka harus mundur dari Surabaya.
Kisah tiga wanita tersebut menggambarkan perjuangan yang mencatat peran penting perempuan dalam pertempuran besar. Para pahlawan wanita ini adalah contoh teladan bagi kita semua, mengajarkan tentang keberanian, semangat dan dedikasi dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Itulah informasi mengenai pahlawan wanita asal Jawa Timur.
Editor: Kurnia Illahi