22,17 Persen Rumah di Jatim Tak Layak Huni, Ini Pesan Artis Arumi Bachsin
SURABAYA, iNews.id - Artis Arumi Bachsin mengajak seluruh pengurus dan anggota PKK Jatim aktif menyosialisasikan wujud rumah sehat dan layak huni bagi masyarakat. Ajakan ini disampaikan karena di Jatim masih banyak rumah tidak layak huni.
Arumi mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase rumah tidak sehat di Jatim tahun 2021 sebanyak 22,17 persen. Untuk menurunkan jumlah tersebut, Dinas Cipta Karya, TNI, pihak swasta, LSM dan organisasi wanita telah melakukan sosialisasi dan bedah rumah.
"Rumah yang tidak sehat akan menjadi sumber penyakit sehingga membuat penghuninya tidak sehat. Karena itu, kami siap membantu dengan mensosialisasikan untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya rumah sehat bagi kehidupan," Kata Ketua Tim Penggerak PKK Jatim ini, Senin (28/3/2022).
Istri Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak ini menambahkan, terdapat empat pedoman teknis rumah sehat dan layak huni. Pertama, mempunyai ventilasi, dapur, MCK, saluran air hujan dan limbah serta ubin agar tidak lembab. Kedua, persyaratan administrasi, harus memiliki surat kepemilikan tanah dan bangunan serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Ketiga, persyaratan teknis pelaksanaan ruang yang mana rumah dan kamar tidur memiliki sekat, rumah dengan struktur dan pondasi yang kuat serta ruang yang cukup menampung penghuninya. Keempat, persyaratan tata ruang. Mengatur letak dan lokasi dalam satu pekarangan. Mengatur letak ruang tidur, ruang makan, kamar mandi, jemuran dan pekarangan rumah.
"Keempat poin tersebut, menjadi sangat penting untuk dijadikan acuan bahwa rumah dinyatakan sehat dan layak huni. Terutama tata ruang dan letak di dalam rumah harus memenuhi standar yang layak," tuturnya.
Sebelumnya, kata Arumi, PKK seringkali mengadakan lomba terkait rumah sehat layak huni. Skemanya, melakukan pengecekan rumah sehat dan layak huni. "Apabila sesuai standar akan diberi penghargaan sekaligus dijadikan pilot project untuk kelurahan, kecamatan dan desa lainnya," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin