20 Ha Lahan Pertanian di Dusun Sumbersari Lumajang Berubah Jadi Aliran Lahar
Kamis, 09 Desember 2021 - 07:15:00 WIB
Deni Irwansyah
Kepala Desa Supit Urang Nurul Yakin Pribadi mengatakan, 20 ha lahan persawahan juga menghubungkan antara Desa Supit urang dan Desa Curah Kobokan. Namun, akibat terjangan lahar, kondisinya kini terpisah dengan kedalaman 20 meter dan lebar mencapai 300 meter.
Baca Juga
Hujan Deras Disertai Gemuruh Kembali Melanda Kawasan Lereng Semeru Rabu malam
"Ada sekitar 50 orang yang memiliki lahan persawahan ini. Semuanya sudah bersertifikat. Karena itu, warga berharap bisa memanfaatkannya lagi," tuturnya.
Nurul mengatakan, jika warga sudah direlokasi dari Dusun Sumbersari, lahan pertanian itu rencananya akan memanfaatkan menjadi tambang pasir warga. "Ke depan kalau sudah dingin, jelas igin dikelola lagi, supaya mendapatkan hasil," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin
Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari!
Follow
Artikel Terkait
Jatim
1 hari lalu
Gunung Semeru Erupsi Hari Ini, Semburkan Kolom Abu Setinggi 800 Meter
Jatim
3 hari lalu
Gunung Semeru Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter dari Puncak
Jatim
9 hari lalu
Gunung Semeru Kembali Erupsi Pagi Ini, Luncurkan Abu Vulkanik
Jatim
26 hari lalu
Gunung Semeru Erupsi, Kolom Abu Capai 500 Meter di Atas Puncak
Maluku
28 hari lalu
Gunung Ibu Erupsi Dahsyat, Letusan 2.000 Meter di Atas Puncak
Jatim
30 hari lalu
Gunung Semeru Erupsi Hari Ini, Letusan Kolom Abu Capai 500 Meter
Berita Terkini
Jatim
15 jam lalu
11 Perwira Tinggi TNI AL Terima Brevet Kehormatan PWO di Surabaya
Jatim
1 hari lalu
Proyek Kereta Cepat Whoosh Sampai Banyuwangi, Prabowo: Surabaya Itu Zaman Dulu
Jatim
1 hari lalu
Pembunuh Wanita Hangus Terbakar di Hutan Lamongan Ditangkap, Keponakan Korban?
Jatim
1 hari lalu
Gunung Semeru Erupsi Hari Ini, Semburkan Kolom Abu Setinggi 800 Meter
Jatim
1 hari lalu
Terungkap! Ini Identitas Mayat Wanita Paranormal Ditemukan Hangus di Hutan Lamongan
Jatim
1 hari lalu
Prabowo Jelaskan Alasan Whoosh Harus Sampai Banyuwangi