Kemudian, Desa Wisata Maju dimana sudah banyak kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Masyarakat juga mampu mengelola usaha pariwisata melalui kelompok kerja lokal. Desa Wisata Maju dapat dikategorikan sebagai desa wisata yang mampu memanfaatkan dana desa untuk pengembangan desa wisata.
Terakhir, Desa Wisata Mandiri. Desa ini memiliki inovasi dalam pengembangan potensi desa menjadi unit kewirausahaan mandiri. Desa ini banyak dikenal wisatawan mancanegara dan menerapkan konsep berkelanjutan (sustainability) yang diakui dunia. Sarana dan prasarana menerapkan standar internasional, minimal ASEAN serta pengolahannya secara kolaboratif pentahelix.
“Untuk menjadi Desa Wisata Mandiri, kuncinya ada pada SDM. Semoga Sepada bisa bermanfaat bagi pelaku pariwisata,” kata Angela.
Sementara itu, Rektor Unitomo Dr Siti Marwiyah mengatakan, peserta Sepada ini tidak hanya dari Jawa Timur, tapi juga seluruh daerah lain di Indonesia. Pihaknya menargetkan, ada satu sarjana pariwisata untuk setiap desa wisata.
“Kita punya SDA (sumber daya alam) yang bagus dan perlu pemolesan dari SDM. Ini penting untuk peningkatan ekonomi desa,” katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait