"Perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang hal ini. Ditambah lagi bagaimana cara pengelolaan sampah organik pada warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman), seperti sisa makanan pada orang yang isoman," katanya.
Edi menjelaskan, pertama harus disiapkan wadah tertutup untuk menyimpan sisa makanan berupa wadah atau plastik khusus yang bisa diikat. Kedua, sampah organik dimasukkan kedalam wadah tersebut. Ketiga, untuk mempercepat proses penguraian sampah organik tersebut dimasukkan 1-2 botol minuman probiotik atau EM4. Keempat, setelah itu tambahkan material karbon (daun kering, sekam) untuk melanjutkan proses pengomposan agar dapat dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman.
"Sedangkan terhadap sampah anorganik warga yang isoman, seperti plastik, botol air mineral, kertas bekas kemasan makanan, diawali dengan proses merusaknya dengan menggunting atau sejenisnya agar tidak dapat dipakai ulang, selanjutnya dilanjutkan proses pemilahan sesuai jenis barang seperti plastik," katanya.
Setelah itu, sampah disimpan simpan sesuai dengan jenisnya dalam satu wadah dengan terlebih dahulu melakukan penyemprotan desinfektan. Setelah isoman selesai dilakukan, sampah anorganik bisa disalurkan ke bank sampah untuk didaur ulang.
Edi mengungkapkan, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mencatat sampah nasional sepanjang tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton. Jumlah ini meningkat dari jumlah rata-rata tahunan yaitu 64 juta ton.
Sampah itu terdiri dari 65 persen sampah organik, 15 persen sampah plastik, 10 persen Kertas, 10 persen sampah lainnya (logam, kaca dll).
Dari total sampah itu, jenis sampah plastik mencapai sekitar 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton berupa sedotan plastik.
Sedangkan rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 0,7 Kg/orang/hari yang terdiri dari 17 persen sampah plastik.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait