SURABAYA, iNews.id - Sampah Covid-19 menjadi perhatian serius para pegiat lingkungan. Pasalnya, volume sampah ini cukup banyak, sementara tak banyak masyarakat yang tahu cara mengelolanya.
Pegiat lingkungan, Kampung Edukasi Sampah, Sidoarjo, Edi Priyanto mengatakan, volume sampah Covid-19 cukup banyak dan tidak terpilah secara baik. Bahkan, tak jarang sampah tersebut dibiarkan berserakan, atau diuang begitu saja di tempat sampah.
"Fakta yang dijumpai, sampah masker bekas bercampur dengan sampah rumah tangga. Hal ini membuat potensi penularan penyakit pandemi pada petugas kebersihan. Selain itu juga mencemari lingkungan serta mempengaruhi ekosistem makhluk hidup lainnya," kata Edi dalam seminar Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Minggu (21/2/2021).
Edi mengatakan, cara mengelola sampah pandemi antara lain masker bekas digunting talinya, agar tidak menjerat hewan. Kemudian saat membuang masker bekas atau sarung tangan harus terpisah dari sampah lainnya. Selanjutnya, ditempatkan dalam wadah/plastik tertutup agar dapat mengurangi risiko infeksi terhadap petugas kebersiha.
"Perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang hal ini. Ditambah lagi bagaimana cara pengelolaan sampah organik pada warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman), seperti sisa makanan pada orang yang isoman," katanya.
Edi menjelaskan, pertama harus disiapkan wadah tertutup untuk menyimpan sisa makanan berupa wadah atau plastik khusus yang bisa diikat. Kedua, sampah organik dimasukkan kedalam wadah tersebut. Ketiga, untuk mempercepat proses penguraian sampah organik tersebut dimasukkan 1-2 botol minuman probiotik atau EM4. Keempat, setelah itu tambahkan material karbon (daun kering, sekam) untuk melanjutkan proses pengomposan agar dapat dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait