Menanggapi masalah itu, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, mengatakan, kebijakan merger sekolah dilakukan untuk menjaga mutu pendidikan. Karena selama ini Pemkab Bojonegoro masih kekurangan tenaga pengajar atau guru.
"Aturannya, satu sekolah ada sembilan guru. Rasio muridnya juga harus terpenuhi. Persoalannya, di Bojonegoro ini masih kekurangan guru. Masih kurang 4.039 guru," katanya.
Karena itu, beberapa sekolah terpaksa harus digabung agar mutu pendidikan terjaga. "Di Sumberejo ini ada tiga sekolah dan rasio muridnya masih sangat kurang. Karena itu diputuskan untuk merger," katanya.
Diketahui, selain di SDN Sumberejo 3, kondisi siswa telantar juga terjadi di SDN Megale 1 di Kecamatan Kedungadem dan SDN Kauman 2 di Kecamata Baurno. Penyebabnya juga sama, sekolah mereka dimerger dan mereka menolak.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait