MOJOKERTO, iNews.id - Letak kerajaan utama Majapahit hingga kini masih menjadi misteri kendati sudah berpuluh-puluh tahun para arkeolog berusaha mengungkap keberadaannya. Secercah harapan pun tersirat, seiring ditemukannya situs Kumitir yang diyakini merupakan istana Bhre Wengker atau yang disebut Kerajaan Timur.
Bhre Wengker merupakan paman sekaligus mertua Raja Hayam Wuruk. Berdasarkan hasil ekskavasi yang dilakukan para arkeolog BPCB Trowulan sejak tahun 2019 lalu, diyakini bangunan utama yang ditemukan di bagian timur Situs Kumitir merupakan istana Kudamerta atau Bhre Wengker dan istrinya Dyah Wiyat atau Bhre Daha.
Bangunan itu berada tepat di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Terlihat sisa fondasi istana seluas 20x26 meter persegi itu terbuat dari bata merah kuno dan batu atau bolder. Struktur istana dikelilingi dinding persegi panjang dengan ukuran 316x203 meter.
"Dinding sisi barat merupakan gerbang sekaligus benteng istana. Dilihat dari luasan bangunannya itu memperkuat hipotesis awal kami. Kami meyakini 80 persen bangunan itu merupakan istana Bhre Wengker," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho, Selasa (19/10/2021).
Selama ini para arkeolog memang meyakini Kota Raja Majapahit berada di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Selain banyaknya situs purbakala yang ditemukan di wilayah ini, asumsi ini juga diperkuat dengan naskah-naskah lawas. Akan tetapi belum ada satu pun yang mampu mengungkap tabir istana utama wilwatiktapura.
"Saat situs Kumitir ditemukan, kami menduga ini merupakan istana timur Majapahit, karena dikelilingi dinding atau benteng seluas enam hektare. Jika merujuk pada peta rekonstruksi peneliti Belanda tentang posisi situs Kumitir serta naskah Negarakertagama, maka ini sangat cocok dengan istana timur Majapahit," kata Wicak.
Wicak menuturkan, hipotesis Situs Kumitir merupakan istana timur Majapahit ini bukan tidak berdasar. Ada bukti-bukti catatan Sekretaris Laksamana Ceng Ho, Ma Huan dari Tiongkok kala berkunjung ke Majapahit pasca-Perang Paregrek 1403-1406. Ditambah lagi dengan serat yang ditulis Empu Prapanca dalam Negarakertagama.
"Ketika nama Kumitir muncul, ini menarik. Karena jelas sekali dalam serat Wargasari, Pararaton dan Negarakertagama nama Kumitir disebut, pijakan saya tiga itu. Ada apa di Kumitir dan waktu itu ada temuan bulan Juni 2019, kemudian kita tindak lanjuti," kata Wicak.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait