MALANG, iNews.id - Hari ini, 1 Oktober menjadi momen setahun tragedi Kanjuruhan. Peristiwa itu telah menewaskan 135 orang orang dan ratusan luka-luka.
Kisah pilu dibagikan seorang ibu bernama Kholifah di Malang, Jawa Timur. Ibu korban penonton bola meninggal atas nama Mita Maulidya itu setiap hari mendatangi makam anaknya. Warga Jalan Ternate ini mengaku kehilangan anak perempuan satu-satunya.
"Saya bersyukur karena makamnya itu dekat dengan rumah. Jadi saya setiap hari pagi atau sore ke makam. Saya kalau ingat (Mita) langsung lari ke makam," ucap Kholifah sambil menahan tangis.
Kholifah mengkau kehidupannya saat ini lebih buruk sejak ditinggal Mita. Korban luka-luka malam tragedi Kanjuruhan Sherlyna Yustika warga Sukun, Kota Malang pun ikut membagikan kondisinya saat ini. Sherly menuturkan sampai hari ini masih rutin menjalani pengobatan dan terapi di rumah sakit.
Dia mengaku sering sakit kepala. Pada bulan Juli lalu, setelah melakukan CT Scan, Sherly divonis terkena meningitis di otak. Bahkan, sebagian ingatan Sherl juga hilang akibat mengalami benturan di kepala saat ia mencoba menyelamatkan diri keluar dari gate 12 Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
"Saya nyadarnya waktu itu jatuh ternyata kebentur-bentur, keinjak-injak juga. Saya itu sebelumnya enggak pernah sakit kepala cuma paling pusing biasanya," ucap Sherly.
Tentu tragedi Kanjurahan ini begitu meninggalkan trauma bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Baik Khofifah dan Sherly, telah pasrah terhadap penegakan hukum untuk kejadian mengerikan tersebut.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait