Menparekrad Sandiaga Uno saat melihat keris buatan warga Desa Aeng Tong-Tong Sumenep, Selasa (24/5/2022). (istimewa).

Potensi ini tidak lepas dari jejak sejarah yang membekas pada produk kriya tersebut. Pasalnya, keris telah hadir sejak abad ke-19 dan menjadi senjata pamungkas para prajurit kala itu. Hingga kini, keris masih terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Aeng Tong-tong.

Sandi menjelaskan, pembuatan keris memang memakan waktu yang cukup lama, antara satu hingga enam bulan untuk satu keris. Hal ini pun tergantung dari ukuran dan motif yang dibentuk. Untuk panjang keris di Pulau Madura sendiri normalnya antara 37-38 cm.

Prosesnya mulai dari pemilihan besi, lalu penempaan, pembentukan bilah, kinatah (ukir besi jika keris ukir), warangka (pembuatan sarung keris yang terbuat dari kayu), terakhir mewarangi atau campuran cairan arsenikum dengan air jeruk nipis yang dioleskan atau dicelupkan ke keris.

"Pembuatan keris ini menandakan dinamika kehidupan masyarakat. Bahwa kita mulai dari ditempa, diukir, dibengkok-bengkokkan, akhirnya menjadi produk yang membanggakan bagi bangsa," ujarnya. 

Menurut keterangan salah satu pengrajin keris, Mas Hafeni, dikarenakan proses pembuatan yang cukup lama, maka dalam sebulan sekitar 5-7 keris yang terjual. "Produk keris kami ini juga sudah kami ekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Karena hanya orang-orang tertentu saja yang tertarik dan paham akan produk keris ini," katanya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network