SURABAYA, iNewsi.id – Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan TNI-Polri (GMFKPPI) Jawa Timur (Jatim) meminta semua elemen memperkuat konsensus ideologi Pancasila di Hari Kesaktian Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebaliknya, bukan memperuncing berbedaan sejarah kelam.
Ketua Pengurus Daerah (PD) XIII GM FKPPI Jatim, Agoes Soerjanto mengatakan, kemerdekaan diraih atas perjuangan semua elemen masyarakat. Untuk meraihnya, terjadi perbedaan pendapat dan persepsi di antara kalangan anak anak bangsa.
Namun, menurutnya semua anak bangsa telah menyepakati, konsensus nasional yakni melahirkan dan tegak lurus menjalankan ideologi Pancasila. Mereka juga menjaga konstitusi UUD 1945 dan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati.
“Konsensus itu sifatnya final, dan tidak surut dilekang waktu. Sejarah kelam dan apa pun yang pernah terjadi di Indonesia boleh diingat, tapi memahaminya bahwa itu bagian dari sejarah perjalanan membangun bangsa,” katanya saat refleksi peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (1/10/2020).
Menurut Agoes, semua tahu, sebelum maupun sesudah peristiwa 1965 terjadi pula tragedi kemanusiaan berupa penghilangan nyawa secara massal. Saat itu banyak korban baik dari kalangan pemuka agama, para ulama, para kiai, juga para jenderal, termasuk para tokoh pejuang, dan kalangan sipil lainnya.
“Marilah peristiwa kelam itu kita sadari bersama sebagai bagian dari perjalanan bangsa yang kita cintai ini. Kita rajut kembali rasa Bhinneka Tunggal Ika. Mari bergandengan tangan, saling menguatkan. Fokus bersama-sama bersatu memajukan negeri yang sangat kita cintai ini,” katanya.
Tujuannya, agar generasi ke depan tidak terbebani sejarah kelam. Karena itu, GM FKPPI lantang menggelorakan persatuan, kebhinekaaan, serta menyerukan pentingnya menjaga NKRI. “Mengokohkan Pancasila dan NKRI itu bagian penting komitmen nasional,” uajrnya.
Agoes mengatakan, para pejuang bangsa banyak melakukan introspeksi atas segala peristiwa laten yang mengancam keutuhan NKRI. Harapannya, kelak agar tidak muncul kembali.
Karena itu, para pendiri bangsa membentengi dengan melahirkan beberapa ketetapan konstitusi. Beberapa di antaranya Ketetapan MPRS No XXV/ MPRS/1966 Tahun 1966 dan Undang Undang Nomor 24 tahun 2003, termasuk sekarang dibahas RUU BPIP sebagai upaya untuk mengokohkan Pancasila.
“Sudah selesai urusan sejarah. Sekali lagi, kini tugas kita membentengi Pancasila dan UUD 1945. Kita lindungi Indonesia yang hebat ini. Karena para pendiri bangsa ini mampu mempersatukan beragam perbedaan, mulai ras, suku, agama dan berbagai keyakinan dan pandangan,” katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait