Tragedi 2008
Sebelumnya pendukung Arema pernah berada dalam "masa kelam" di mana setiap kesebelasannya bertemu dengan tim lain hampir dipastikan akan terjadi kerusuhan.
Bahkan pada tahun 2008 Aremania dengan tak terkendali merusak dan membakar berbagai fasilitas di stadion Brawijaya Kediri. Peristiwa itu disebabkan karena ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan wasit di lapangan.
Akibatnya para Aremania dihukum pelarangan selama dua tahun mengenakan kostum tim saat mendukung Arema. Hukuman ini diterima oleh semua Aremania dan dapat dipatuhi selama dua tahun.
Setelah timbul kesadaran untuk menunjukkan bahwa mendukung kesebelasan kesayangnnya tak harus dengan pandangan sempit (chauvinisme lokal), Aremania mulai berbenah diri dan mulai mengubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tapi juga atraktif.
Sebagai salah satu pelopor kelompok suporter sepak bola nasional dan dikukuhkan dengan anugerah suporter terbaik oleh Menpora dan suporter terbaik Copa Indonesia 2006, Aremania telah membuktikan eksistensinya dalam membangun warna suporter sepak bola nasional Pada Indonesian Super League 2010, Aremania menjadi suporter yang melakukan tour dengan jumlah paling besar di Asia.
Prestasi ditorehkan Aremania tahun 2010, bukan sebagai the best suporter di Indonesia, Aremania tercatat sebagai penonton terbanyak antarklub di ASEAN dan berada di peringkat tujuh di Asia.
Rata-rata penonton terbanyak ini diperoleh Aremania mampu berbicara lebih di dunia maya/ new media. Aremania mempunyai terobosan baru di bidang jurnalistik. Aremania mendirikan situs.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait