Tapi oleh yang bersangkutan ditolak. Karena satu sama lain saling ngotot, timbul cekcok adu mulut. Berdasarkan keterangan saksi, korban sempat melontarkan kata-kata kotor hingga membuat marah MZA. "Perkataan kotor yang membuat yang bersangkutan tidak terima," katanya.
Oleh saksi, situasi panas berhasil diredam. MZA tetap diantarkan pulang ke Babadan Wlingi. Namun, saat keluar dari gang rumah MZA, saksi Anja melihat korban dan saksi Ferry sudah nongkrong di pinggir Jalan Raya Babadan. Entah apa yang terjadi. MZA tiba-tiba ke luar rumah, mendatangi korban dan saksi Ferry. Pada pinggang MZA terselip sebilah pisau dapur.
Menurut keterangan saksi, MZA tiba-tiba mencengkram batang leher korban. Dengan posisi membelakangi, leher korban ditempeli pisau dapur. Pisau diiriskan hingga darah mengucur. Karena kesakitan, korban mengibaskan tangan dan berhasil melepaskan diri.
Korban lari menjauh kurang lebih 200 meter. Diduga akibat banyaknya darah yang mengucur, korban kemudian tergeletak di pinggir jalan dan akhirnya meregang nyawa. Menurut Yudho, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Selain meminta keterangan saksi-saksi, petugas bekerja keras menemukan keberadaan pelaku.
"Kita masih berusaha mencari keberadaan terduga pelaku," kata Yudho.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait