Begitu juga dengan konflik antara Raja Panjalu atau Daha atau Kediri Sri Samarawijaya dengan Raja Jenggala Mapanji Garasakan. Kedua raja tersebut juga bersaudara. Keduanya bernafsu menguasai satu sama lain. Prasasti Turunhyang B yang dikeluarkan Raja Jenggala Mapanji Garasakan pada 1044 (966 saka), menceritakan perang saudara tersebut.
2. Sama-sama Pernah Satu Wilayah Kekuasaan
Sebelum berkonflik, Rusia dan Ukraina pernah menjadi satu di dalam Uni Soviet. Karena masih serumpun, karakter masyarakat dan bahasa Rusia-Ukraina tidak jauh berbeda.
Dosen Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Supian mengatakan, dari pengalamannya dia menemukan banyak warga negara Ukraina yang sehari-hari sekolah ataupun bekerja di Rusia.
Dua di antaranya berasal dari Provinsi Donestk dan Luhansk, wilayah di Ukraina yang akhirnya diakui kedaulatannya oleh Rusia. Setiap akhir pekan, mereka mudik ke Ukraina.
Pada saat Perang Dunia Kedua atau PD 2, bangsa Rusia dan Ukraina juga pernah saling bahu membahu melawan invasi Adolf Hitler dengan pasukan Nazi Jermannya. Rusia dan Ukraina berdiri masing-masing sebagai negara setelah Uni Soviet dinyatakan bubar.
Hal yang sama dialami Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu. Sebelum Raja Airlangga menitahkan Mpu Bharada untuk membelah wilayah, semuanya berada dalam satu kerajaan yang bernama Kahuripan atau Medang. Setelah terbelah menjadi dua kerajaan (Jenggala dan Panjalu atau Kediri), perang saudara pun berkecamuk.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait