Ilustrasi kekeringan dampak El Nino. (Foto: Antara)

Perubahan pola tersebutlah yang akhirnya meningkatkan potensi dampak El Nino dan La Nina di Indonesia. Permukaan air yang lebih hangat dapat meningkatkan kemungkinan hujan lebih tinggi. 

Hal itu dikarenakan perpindahan panas melalui media air dan udara meningkat sehingga peristiwa presipitasi atau turunnya air dari atmosfer ke bumi juga ikut meningkat.

“Hal ini berdampak pada meningkatnya intensitas hujan di  Amerika Selatan seperti Peru dan Ekuador. Di lain sisi, Indonesia dan Australia mendapatkan kekeringan dari peristiwa tersebut,” ujarnya.

Ia pun menambahkan El Nino merupakan fenomena yang cukup sering terjadi. Tercatat Peristiwa El Nino pada tahun 1982-1983 dan 1997-1998 merupakan yang paling intens pada abad ke-20. Bahkan peristiwa tahun 1997-1998 menyebabkan ketidakstabilan kondisi di dunia, termasuk kekeringan di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak, termasuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, untuk bersiap melakukan upaya mitigasi El Nino yang diprediksi akan terjadi pada Agustus mendatang.

Luhut menyebut berdasarkan pengalaman pada 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas, kebakaran hutan dan lahan yang berdampak pada turunnya produksi pertanian dan pertambangan hingga kontribusinya terhadap inflasi.


Editor : Rizky Agustian

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network