Pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada M Tabrani asal Pamekasan, Madura. (Foto: Antara)

Selain nama kolom, pemikiran Tabrani tentang bahasa Indonesia secara jelas terpampang pada tulisannya dalam koran Hindia Baroe yang dipimpinnya. Tulisan yang berjudul “Bahasa Indonesia” yang ada pada kolom Kepentingan tersebut secara jelas mengemukakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk mencapai kemerdekaan. Sebuah pemikiran yang berani yang diungkapkan seseorang yang hidup di wilayah yang sedang dijajah oleh bangsa asing, bangsa Belanda. 

Pemikiran-pemikiran Tabrani bisa  dikatakan orisinal dan besar pada masa itu. Pertama, Tabrani sudah menggunakan nama bahasa  Indonesia jauh sebelum adanya Ikrar Sumpah Pemuda (1928) dan bahkan sebelum adanya Kongres Pemuda Pertama (April—Mei 1926). 

Kedua, Tabrani telah menyadari adanya masalah yang menyebabkan persatuan anak-Indonesia tidak cepat tercapai, yaitu tidak adanya bahasa yang gampang diketahui oleh seluruh bangsa Indonesia. Ketiga, Tabrani telah meyakini bahwa kemerdekaan akan tercapai jika ada persatuan; persatuan dapat tercapai salah satunya jika ada ikatan bahasa Indonesia.

Orisinalitas gagasan Tabrani terlihat dari dikemukakannya nama bahasa Indonesia yang pada saat itu sesungguhnya belumlah ada. Selain keorisinalan pemikiran tersebut, Tabrani juga seorang visioner. 

Dia mampu memandang ke depan tentang potensi dan risiko yang bisa muncul dari nama bahasa. Tabrani bahkan sudah memberikan pandangannya tentang diambilnya nama bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan anak-Indonesia pada saat itu. 

Pandangan tersebut dapat dilihat dari tulisan Tabrani yang berjudul Bahasa Indonesia pada kolom Kepentingan dalam koran Hindia Baroe.


Editor : Kastolani Marzuki

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network