Para remaja yang menggunakan akun-akun palsu dan terlibat dalam ajakan kelompok remaja bersajam itu langsung dikunjungi untuk dilakukan pendataan. Selain itu, mereka juga diajak berbincang mengenai alasan mengapa ikut dalam kelompok-kelompok tersebut.
Sebab, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku bahwa faktor utama para remaja mengikuti kelompok tersebut adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua.
“Karena rata-rata orang tuanya tidak pernah perhatian kepada putra putrinya. Jadi, lek moleh bengi gak tau ditakoni teko ndi (pulang malam tidak pernah ditanyakan dari mana), terus kadang-kadang karena kehidupan faktor ekonominya,” ujarnya.
Karenanya, melalui Sekolah Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan itu, para remaja akan dibagi dalam setiap gelombang.
Pada kegiatan pembelajaran pagi hari, para remaja akan ditumbuhkan rasa cinta kebangsaan melalui pendidikan militer. Sedangkan pada pembelajaran malam hari, para remaja itu akan mendapat pendidikan keagamaan.
“Satu gelombang mungkin 100, kita akan koordinasi dengan TNI/Polri. Saya mengimbau kepada orang tua yang ada di Kota Surabaya tolong putra-putrinya diberikan penguatan karakter untuk membentuk akhlakul karimah, dibentuk rasa kebangsaan dan rasa guyub untuk saling tolong menolong,” katanya.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait