Untuk mengatasi hawa wereng padi misalnya, para petani di Ponorogo membuat obat dari campuran pepaya, tomat dan rempah-rempah. Bahan tersebut lalu difermentasi dan diberi bakteri khusus. Hasilnya, padi mereka subur dan tidak diserang hama wereng.
“Nah, yang seperti ini harus dicoba para petani kita, sehingga tidak bergantung pupuk kimia. Selain lebih ekonomis, kesuburan tanah tetap terjaga,” katanya.
Sutjipto mengaku siap untuk memberi pelatihan kepada para petani tentang pupuk organik ini. Bersama Dinas Pertanian, pihaknya akan memfasilitasi kebutuhan para petani.
Diketahui, pengurangan stok pupuk bersubsidi di Jatim berimbas buruk pada ribuan petani di wilayah Trenggalek. Para petani mengaku kesulitan mendapatkan pupuk, padahal musim tanam sudah tiba.
Di Desa Dermosari, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek misalnya, para petani terpaksa harus menunda masa tanam padi karena tidak ada pupuk di pasaran. Mereka khawatir, pupuk tak kunjung didapat, sementara padi sudah tumbuh.
“Kalau seperti ini, padi tidak bisa tumbuh maksimal. Hasilnya malah rugi,” kata salah seorang petani, Saliman.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait